Perjalanan ini termasuk salah satu perjalanan yang cukup banyak dramanya si. Mulai dari berangkat sampai baliknya, haha. Di awalnya udah ricuh di group WhatsApp soal jadi enggaknya, pas pesen tiket dan penentuan itinerary hingga klimaksnya ketinggalan paspor di Bandung padahal berangkat dari Jakarta. Untung ada yang berangkat dari Bandung, ckck.
Selain perjalanan ke luar negeri pertama (saya), perjalanan ini juga termasuk dadakan dan cuma berempat, lanang kabeh, jan niat! :)) (WheKak Angsoph, Andit dan Saya)
Yang dua orang entah dari kapan udah beli tiket, yang dua sisanya baru beli H-1 bulan. Alhasil kami bertolak dari bandara Soekarno – Hatta di hari yang sama dengan maskapai dan jam keberangkatan yang berbeda. Tiba di Changi Airport tentunya berbeda pula.

Sebelum berangkat tentunya persiapan bekal dulu dong, yaitu uang Dollar Singapura sama Ringgit Malaysia.
Sebelum berangkat ini pun pake diputer-puterin dulu sama sopir Taksi Express yang konon katanya ga gitu tau jalan, pfft.

Hari 1

Halo Sumatra
Halo Singapore
Welcome to Changi

Karena perbedaan keberangkatan tadi, saya dan Andit sampai terlebih dahulu di Singapura. Sebelumnya kami sudah sempat menghubungi Mas Saleh yang kebetulan lagi dinas di sana dan tinggalnya di hotel di daerah Bugis. Yang tak lain tak bukan menjadi tujuan kami buat numpang dengan membawa upeti berupa ind*mie, hahaha.

MRT self service, Indonesia kapan?
Tiket MRT, berlaku diskon setiap 3 & 6 trip
Saya dan Andit menuju Bugis terlebih dahulu dengan menggunakan MRT. Turun di stasiun di bawah Bugis Junction persis. Nah, saat itulah saya benar-benar menggunakan aplikasi Foursquare yang baru buat nyari tempat yang recommended untuk dikunjungi. Dan ternyata (kadang) memang berguna lho, apalagi jika kita baru pertama kali berkunjung ke suatu tempat.
Sesuai rekomendasi aplikasi dan menurut kami paling memungkinkan, akhirnya ke Fountain of Wealth untuk beristirahat dan menghabiskan waktu sambil menunggu yang akan kami tumpangi bisa dihubungi.
Fountain of Wealth
Setelah bertemu di kawasan Victoria Street, kami menuju hotel. Ini di bagian hotel dan drama malam harinya kayaknya ga usah diceritain, karena sebenarnya hotelnya tidak boleh buat ditumpangi, hahaha. Indonesia banget ik, mengatasnamakan pengiritan. Selain itu, masih ada drama terdamparnya dua peserta terakhir yang ga bisa menghubungi kami yang udah di hotel dikarenakan masalah internet. Sampe akhirnya bisa ketemu sampe malem banget. Pokoknya bisa bikin marmos kalau mau mah, hahaha.
Terdampar mz?
Itu sedikit cerita dari hanya soal keberangkatannya, aja, wkwk.
Cerita selanjutnya lanjut di part 2 ntar ya.
Stay tune and thanks for reading :D.

@ariffsetiawan

 

→ 711 readers

About the author

📝 blogger ⚡software engineer — working remotely

3 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *