Perjalanan ini saya dan teman-teman lakukan sekitar bulan Maret 2015 yang lalu, sudah lama ya? Iya, hampir setahun berlalu.
Seperti biasa, saya punya geng yang emang lumayan doyan naik gunung. Kala itu entah dalam rangka apa, tapi bagi saya ini adalah pendakian pelengkap misi 3S (Slamet, Sumbing, Sindoro) yang memang sudah lumayan beken di kalangan pendaki daerah Jawa Tengah.
Akhirnya yang ikut adalah orang-orang yang hampir sama saat piknik ke Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu, tahun 2011 silam. Makanya pendakian Gunung Sindoro ini udah seperti reuni. Dan lanang kabeeeh, wkwk.


Dan sudah biasa pula kami berangkat terpisah dari Jakarta dan Bandung, cuma janjian ketemu di Terminal Mendolo Wonosobo.

Setelah berkumpul di Terminal Mendolo, kami langsung naik bis Cebong Jaya jurusan Wonosobo – Magelang. Tinggal bilang ke kernet kalau mau ke basecamp Sindoro, mereka sudah hapal banget. Apalagi kalau lihat orang bawa carrier, heheu. Biasanya ongkosnya Rp 8.000.
Hari 1
Sampai di basecamp kami langsung registrasi dan bersiap untuk memulai pendakian. Dan karena pesertanya cowok semua jadinya woles banget, sakpenake.

Kami berencana akan nge-camp di sekitar Pos 3 di ketinggian sekitar 2500 MDPL. Nah, dari basecamp awal ke area camp lumayan bervariasi treknya.







Pos-pos di Gunung Sindoro ini emang kurang kece untuk dibuat foto-foto, cuma tanda tulisan biasa.
Setelah sampai di Pos 3, mulai gelap dan sudah ada pertanda akan hujan, kami akhirnya mendirikan tenda kemudian langsung istirahat.
Hari 2
Kami terbagi menjadi 2 tenda. Lucunya, karena malam harinya hujan, jadinya ga sempet ngumpul buat makan bareng, akhirnya makan seadanya sesuai yang ada di tenda masing-masing, hahaha.
Kami memulai kembali perjalanan summit ke puncak jam 3 pagi. Trek didominasi oleh bebatuan, hutan lamtoro dan ditutup dengan padang edelweiss.



Setelah bertemu dengan padang edelweiss, kami menyempatkan untuk istirahat sejenak. Sarapan, ngopi dan berbincang sambil melihat Gunung Sumbing dari sisi Sindoro.
Setelah itu, sampai puncak ditemani edelweiss ini.


Puncak dari Gunung Sindoro sendiri berupa kawah yang dikelilingi oleh bebatuan kerikil yang luas.
Kami hanya bisa sebentar di puncak karena sudah mulai mendung dan angin kencang, pertanda hujan lebat akan turun. Kami segera turun kembali ke area camp, bergegas berkemas untuk turun gunung.


Dan benar, selama turun gunung dari Pos 3 hingga Basecamp kami ditemani oleh hujan lebat.
Kami turun dengan pace yang berbeda-beda, disesuaikan dengan stamina masing-masing. Tapi bagian paling kampretnya adalah teman-teman saya pada naik ojek dari Pos 1 ga bilang-bilang. Dan saya sampai ke basecamp paling akhir, karena masih nerusin jalan, asem, haha.
Seperti biasa, jika mengunjungi Wonosobo, kami selalu menutup perjalanan kami dengan makan Mie Ongklok dikombinasikan dengan Es Carica di sekitar Kretek.
Begitulah. Kapan naik gunung lagi? Masih belum beres misi 12 Menara Tanah Jawa.
→ 2430 readers
kerennnnnn….
pingin joinnn
menarik sekali pengalaman mendaki nyaa, saya masih belum pernah mendaki