Acara gig seperti Witching Hours ini sangatlah mudah ditemukan di Bandung, baik di saat weekdays maupun weekend.

Ikutan ngegigs yuk!

Mungkin begitulah kira-kira jika kita diajakin buat dateng ke acara musik yang (biasanya) skala kecil, jadi lebih dapet keintiman antara idola yang perform dan fans yang mengidolakan. (mohon koreksi jika salah mengartikannya).

Malam itu, bareng-bareng anak Myaband (Mira, Riwe, Riezan) kami berkunjung ke acara yang bertajuk Witching Hours Season 8, sebuah perhelatan music yang rutin digelar oleh Vanilla Kitchen & Wine, dan berarti sudah untuk yang kedelapan kalinya.

Witching Hours Set
Witching Hours Set

Tema dari Witching Hours adalah event music yang memberi ruang bagi musisi-musisi baru dan musisi yang dianggap mempunyai style dan warna music yang khas yang membutuhkan ruang berkarya. Dengan tiket gratis, tetapi tempat terbatas. Sungguh luar biasa! 😀

Kebetulan yang tampil pada malam itu adalah Duduk Manis, Parahyena dan Float. Band-band indie yang mempunyai ciri khas masing-masing.

Duduk Manis tampil dengan musik yang khas ala The Beatles, Parahyena band indie folks dengan performance yang kocak mengundang canda tawa mencairkan suasana dan terakhir bintang tamu asal Jakarta, Float, menjadi penutup dengan membawakan hits single seperti 3 Hari Untuk Selamanya, Pulang, hingga Sementara.

Duduk Manis
Duduk Manis
Parahyena
Parahyena
Float
Float

Bagi saya, yang paling saya kenal dan sering didengar adalah Parahyena. Namun ternyata yang paling banyak datang adalah fans dari Float, sampai bisa nyanyi bareng seperti koor yang merdu dan seirama.

Acara-acara seperti ini memang bisa memberikan sensasi berbeda dalam hal menikmati musik ya.

Jadi kapan bisa ngegigs lagi?


→ 71 readers

About the author

📝 blogger ⚡software engineer — working remotely

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *