Pemberdayaan Masyarakat Arif Setiawan, July 7, 2016May 5, 2020 Soal pemberdayaan masyarakat menurut saya tidak harus hal-hal yang muluk-muluk. Asalkan sudah mulai memberikan impact ke lingkungan sekitar yang kita bisa pun sudah bisa dimasukkan sebagai aktivitas itu, menurut saya. Beberapa hari terakhir ini saya akhirnya bersinggungan lagi dengan dunia kesenian karena ikut-ikutan Bapak yang lagi ada beberapa project buat manggung. Projectnya biasanya berupa pertunjukan sendra tari atau  wayang orang, dengan diiringi gamelan secara langsung, sering disebut sebagai karawitan. Bapak sedang mengajar karawitan Hal seperti itu sudah menjadi rutinitas Bapak di daerah Purworejo sejak… hmm… saya kecil. Sampai saya dulu bisa didoktrin jadi pegiat budaya Jawa jua, haha. Tapi sekarang malah murtad ke dunia informatika. Nah, biasanya untuk pesertanya, baik tim penabuh gamelan maupun tim penari direkrut dari anak-anak SMP, which is sebagian besar adalah murid Bapak. Sistemnya disaring dari peserta ekstrakurikuler waktu kelas 1 dan 2, setelah kelas 3 baru dipilih yang memang berbakat dan berpotensi untuk `freelance` jadi crew. Impactnya? Mereka sedikit demi sedikit mulai bisa mencari penghasilan dengan bakat mereka. Lumayan, sekali manggung bisa mendapatkan penghasilan mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 300.000 per anak, tergantung dari porsi pentasnya. Uang dalam jumlah itu untuk seorang anak-anak yang sebagian besar orang tuanya berprofesi sebagai petani, pedagang, atau mayoritas profesi di pedesaan bisa digunakan untuk tabungan bayar sekolah, bantu orang tua atau sekedar uang jajan pribadi. Ternyata selama ini saya ga ngeh dengan apa yang untuk saat ini mungkin sering disebut sebagai pemberdayaan masyarakat dan salah satu contoh kecilnya sudah ada di lingkungan sekitar saya. Bagaimana dengan kalian? Adakah cerita-cerita tersendiri tentang pemberdayaan masyarakat? → 163 readers Related Life BudayaFamilyGamelanJawaKarawitanLifePemberdayaan MasyarakatSendra TariWayang Orang