Pantai Santolo yang sekarang tidaklah seperti dahulu.
Begitulah celetuk teman saya, Mira ketika untuk kedua kalinya berkunjung ke sana. Dan yang pertama kalinya bagi saya.
Pantai Santolo yang sekarang sudah semakin ramai dengan pengunjung yang ramai jua dengan sampah. Berbeda dengan beberapa tahun lalu yang konon masih sepi, indah dan jauh dari jamahan orang-orang.
Tapi untungnya masih ada beberapa bagian yang masih tersisa keindahannya. Ya, Pantai Santolo sendiri terbagi menjadi dua bagian. Pantai yang berdekatan dengan penginapan dan pantai yang ada di Pulau Santolo, pulau kecil yang dipisahkan oleh sungai dengan daratan utama Pulau Jawa.
Untuk menyeberang ke Pulau Santolo dikenakan tarif yang biasanya Rp 2.000 sekali jalan.


Bagian paling bagus dari kawasan Pantai Santolo memang bagian ujung selatan Pulau Santolo yang menghadap langsung ke Samudera Hindia ini, yaitu Pantai Sayang Heulang yang berupa hamparan karang dan lumut.

Alangkah baiknya memakai sandal yang cukup kuat untuk jalan-jalan di Pantai Sayang Heulang ini, karena sandal saya yang cukup usang pun tak kuat.

Waktu terbaik untuk berkunjung ke sini memang harus pagi-pagi sekali, karena kalau sudah mendekati siang akan panas sekali dan air laut mulai naik juga.
Di sisi sebaliknya Pulau Santolo merupakan area yang cocok buat mendirikan tenda, karena selain areanya datar, areanya cukup luas dan teduh. Asik bangetlah.

***
Untuk mencapai ke sana tentunya tidak mulus tanpa drama, ya namanya juga perjalanan dadakan.
Mulai dari drama nyari mobil dari Buah Batu sampai Pasteur, salah keluar tol Padalarang yang hampir berakhir ke arah Jakarta. Hingga dapet penginapan yang super panas tanpa ada ventilasi + lengket hawa pantai dan harus kubo berlima.

Untung udah disempetin makan seafood, wkwk.
Terima Kasih Santolo!
→ 737 readers
harus bgt kak kubonya dimention. btw lupa ya ga moto kamarnya :))
iyaaa, ga sempet moto kamar sama penginapannya, wkwk