Kawasan Patahan Lembang di Bandung merupakan salah satu tempat yang patut dikunjungi.

Berada di ketinggian dan kerindangan pohon-pohon pinus sambil menikmati pemandangan yang sekitar yang dihiasi dengan kabut serta udara yang sejuk segar merupakan salah satu atraksi tersendiri jika kita ingin berwisata di daerah Bandung Utara. Cocok sekali sebagai selingan manakala sudah terlalu banyak berinteraksi dengan polusi perkotaan.

Daerahnya sangat mirip dengan Tebing Keraton karena memang merupakan bagian dari satu segmen besar yang memanjang yang terbentang sepanjang kawasan Bandung Raya, tetapi Patahan Lembang ini lokasinya ada di balik Bukit Moko, yang dikenal sebagai Bukit Bintang juga. Dataran paling tinggi di Bandung.

Foto ala-ala instagram

Atraksi utama buat foto-foto memang batu dan cabang pohon yang ga seberapa ini. Ditambah dengan pemandangan khas yang Bandung banget.

Kebetulan waktu itu saya berkunjung ke sini bareng Riwe, Mira dan Fauzan (adiknya Mira) dan seperti biasa sambil bawa alat musik biar pikniknya asik.

***

Untuk menuju ke Patahan Lembang dari Bukit Moko kita harus berjalan menelusuri jalan setapak sekitar setengah jam, tergantung kecepatan jalan masing-masing. Waktu itu kami berbarengan dengan event trail run, jadi jalannya sambil nonton orang-orang yang berolahraga.

Jalan menuju Patahan Lembang

Sampai di lokasi kami ya cuma sit n chill, nyayi-nyanyi trus foto-foto. Namanya juga piknik kan, wkwk.

Penanda Area Patahan Lembang
Nyanyik
Ghibah
Sok Kalem
Harus pake kaos band indie, wkwk
Ya memang lokasinya ga terlalu luas

Sudah cukup puas dan suhu udara mulai hangat, kami memutuskan untuk kembali ke Bukit Moko. Di tengah perjalanan ternyata ada warung yang jualan gorengan gorengan dan minuman hangat. Mana tahan??

Nunggu gorengan
Jalur Pulang

Oiya, konon area Patahan Lembang yang ada sekarang hanyalah secuil dari kisah histori terbentuknya kawasan pegunungan di sekitar Bandung.


Patahan Lembang berbentuk memanjang dengan panjang ± 22 km, yang berawal dari arah kaki gunung Manglayang yang terletak di kawasan Bandung bagian timur (Palasari) dan kemudian berujung sebelum kawasan perbukitan kapur Padalarang yang berada di kawasan Bandung Barat. Patahan itu berposisi tepat diantara Gunung Tangkuban Perahu dan juga daratan Kota Bandung sehingga kemudian membentuk dua blok, yakni utara dan selatan.

Gerakan Patahan Lembang ini sendiri kemudian mengakibatkan permukaan tanah yang berada di bagian utara meninggi. Akibatnya, aliran air dari tangkapan air yang ada di sisi selatan seakan terbendung di kaki dinding patahan. Material yang terbawa air dan angin kemudian mengisi genangan air dan tentunya mengendap. Kolam tersebut lalu ditumbuhi berbagai tanaman yang sebagian mati mengendap didasar kolam dan membentuk lapisan gambut. Sebagian tumbuhan lain membentuk lapisan gambut yang mengambang di kolam tersebut.

Dari penggalian endapan kolam/sagpond yang berada di Cihideung, kemudian ditemukan jejak rekam gempa berkekuatan 6.8 SR dari Patahan Lembang yang terjadi sekitar 2.000 tahun lalu yang sekaligus bisa menjadi bukti nyata pergerakan patahan itu mampu menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan besar. Patahan Lembang Bandung bukan hanya merupakan satu segmen saja, melainkan dua segmen patahan, yakni pada bagian timur dan juga barat. Gaya tekan dari arah yang berbeda terjadi akibat tidak lurusnya garis patahan yang kemudian membentuk bumbungan, yakni Gunung Batu.

Sumber : dolandolen


→ 734 readers

About the author

📝 blogger ⚡software engineer — working remotely

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *