Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Danau Ciharus, Ranu Kumbolonya Jawa Barat

Arif Setiawan, June 27, 2015September 13, 2020

Perjalanan ini adalah salah satu perjalanan random super dadakan dengan persiapan hanya setengah hari sebelum keberangkatan, dan trip outdoor pertama di tahun 2015 bareng Geng F30, haha.

Bikin wacana pengen jalan setelah maghrib, hingga nyari alat camping sampai jam 12 malem, dan akhirnya berangkat setelah dzuhur esok harinya.

Oiya, sebenernya tujuan awal kami adalah Gunung Rakutak, bukan Danau/Situ Ciharus ini. Dengan modal cuma googling dan baca blog orang kami akhirnya berangkat.

Gunung Rakutak adalah salah satu gunung yang ada di daerah Bandung Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut, terkenal akan jalan kecil panjang yang sering disebut dan diibaratkan sebagai siratal mustaqim, karena di kedua sisinya adalah jurang.

Kami berangkat menggunakan motor dari Bojongsoang sampai daerah Ciparay, dengan makan siang terlebih dahulu di daerah Majalaya. Ini daerahnya subhanallah banget, udah berdebu, jalan ga gitu bagus plus banyak banget truk gede yang lewat. Ga kebayang kalau tiap hari lewat sana ~_~.

Singkat cerita, kami akhirnya sampai di desa terakhir paling ujung Kabupaten Bandung yang sudah merupakan kaki Gunung Rakutak. Sampai di sana kami tidak menemukan pos pendakian, sampai bolak-balik 2 kali. Akhirnya setelah ngobrol dengan warga setempat kami menyimpulkan bahwa kami salah jalur. Jalur pendakian yang ada posnya sepertinya di sisi lain kaki gunung tersebut.

Sempat bingung harus bagaimana karena waktu sudah menunjukkan 4 sore, yang mana sudah kurang mendukung untuk mendaki gunung dengan jalur yang tidak biasa, akhirnya kami mengikuti saran dari salah satu penduduk setempat. Yaitu ganti tujuan ke Danau Ciharus. Walaupun bakal memakan waktu yang lebih lama daripada ke Gunung Rakutak, tapi jika ke Ciharus kami bisa diantar warga yang tahu jalan ke sana.

Oke, motor kami titipkan di rumah warga dan petualangan dimulai.

***

Perjalanan ke Danau Ciharus ditempuh selama 3 jam lebih dengan trek kombinasi mulai dari ladang warga, jalan setapak naik turun hingga sungai kecil berbatu dengan kedalaman dari mata kaki hingga setengah lutut. Kami hanya bermodalkan 2 headlamp, beberapa senter dan diantar 2 mas-mas serta anjingnya (yang sebenarnya bikin kurang nyaman, tapi gapapa daripada pas baliknya mas yang nganter nyasar).

Ciharus 1
Halang rintang pertama setelah ladang warga
Sunset di perbatasan Bandung - Garut
Sunset di perbatasan Bandung – Garut

Akhirnya kami sampai lokasi tujuan sekitar jam 9 malam. Kami langsung menyampaikan rasa terima kasih dan bayar mas-mas yang udah mau repot-repot nganter. Kemudian mencari lokasi buat nenda. Ternyata udah ada satu group yang nenda di sana, mas-mas orang Bandung yang suka eksplor gunung-gunung di sekitar Bandung.

Selesai mendirikan tenda, acara selanjutnya apalagi kalau bukan masak-masak buat ngisi perut, heheu.

Ciharus 3
Udah beli ayam + nasi, tinggal diangetin

Begitulah hari pertama berakhir, kami menuju ke alam mimpi masing-masing di sleeping bag masing-masing.

Keesokan harinya?

Selamat Pagi dari Ciharus
Selamat Pagi dari Ciharus

Kami melihat pemandangan danau yang lumayan luas dengan kabut di atasnya. Ga heran jika danau ini memang dijuluki Ranukumbolonya Jawa Barat.

Ciharus bagai cermin
Ciharus bagai cermin

Semakin siang Ciharus semakin menunjukkan keelokannya. Di danau ini kita akan selalu bisa melihat pencerminan dari landscape di sekitarnya. Ciharus 6

Uniknya lagi, karena danau ini berada di perbatasan antara Bandung dan Garut maka yang di seberang danau sudah termasuk wilayah Garut, sedangkan area kami mendirikan tenda masih wilayah Bandung.

Kegiatan Pagi
Kegiatan Pagi

Sementara yang lain sudah berkegiatan, ada satu member yang masih mager aja ni, ckck.

Pagi Tuan...
Pagi Tuan…

Setelah waktu menunjukkan pukul 9 pagi, artinya kami harus bersiap untuk kembali, agar tidak terlalu sore sampai di rumah dan kosan.

Geng F30
Geng F30
Terima Kasih Ciharus
Terima Kasih Ciharus

Perjalanan pulang kami tempuh berempat dengan insting dan perkiraan bekas dilewati malam sebelumnya.

Jalur Amphibi
Jalur Amphibi

Dan ternyata jalurnya menakjubkan banget, karena merupakan jalur amphibi, di malam hari sebelumnya ga bisa dilihat. Entah berapa kali kami harus naik turun menyeberangi sungai. Tapi jadi asik banget karena jalur kayak gini jarang ditemui, selain itu juga ga bikin capek.

Ciharus 13

Tak lupa kami sesekali berhenti menikmati udara segar, air yang jernih sembari menghabiskan perbekalan. Mengingat hampir setiap hari kondisi yang kami temu dan lalui adalah debu jalanan dan asap kendaraan.

Ciharus 14
Tempat favorit, ini enak banget rasanya di kaki setelah jalan jauh, terapi air dingin yang bersih

Kami tiba di pemukiman warga sekitar jam 12 siang, perjalanan pulang hanya memakan waktu sekitar 2 jam.

Setelah bayar titipan motor, kami melanjutkan perjalanan pulang ke arah Bojongsoang via Majalaya dengan jalur yang sama.

Terima kasih Ciharus, buat malam minggunya.

→ 10684 readers

Related

Indonesia Travel BandungDanau CiharusF30GarutGunung RakutakNulis Random 2015Ranu Kumbolo

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (8)

  1. Komunitas satubumikita says:
    June 22, 2016 at 6:16 am

    Mari dukung gerakan #SaveCiharus #SaveleuweungCiharus

    Mari untuk tidak berkunjung ke Ciharus. Ciharus merupakan kawasan yang berada dalam wilayah konservasi alam tertinggi, dan tidak boleh dimasuki tanpa ijin, bisa dimasuki hanya untuk tujuan penelitian dan pendidikan.

    Terima kasih.

    Reply
    1. Fatah (easytourbandung.com) says:
      September 27, 2016 at 5:36 pm

      Setuju, tidak setiap cagar alam bisa dikunjungi, untuk keberlangsungan ekosistem.

      Reply
    2. Situ Cisanti says:
      September 30, 2019 at 2:31 pm

      Betul save ciharus, harus paham kawasan mana saja yang boleh dikunjungi. Kalau Cisanti bukan CA ya?

      Reply
  2. anza says:
    January 24, 2017 at 10:30 am

    awesome bro. tadinya sekedar mau jalan2 aja kesana tp gataunya ternyata jalan kesananya gbs pake motor toh. kudu banyak prepare ini mah. ty for share!

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      March 22, 2017 at 9:29 pm

      bisa pake motor tapi kayaknya harus pake motor trail, itu pun dari Garut, kalau dari Bandung ga bisa pake motor sepertinya

      Reply
  3. Renata Azhari says:
    March 19, 2017 at 1:59 am

    mantap tulisannya ^^
    terakhir ke sana, ga nyadar kalo ciharus emang seindah itu wkwk

    Reply
  4. melati says:
    March 30, 2017 at 12:57 am

    sodara yang terhormat. dengan tidak mengurangi rasa hormat saya. tolong dihapus postingan ini dan follow akun ig @saveciharus. cermati baik baik. terimakasiih

    Reply
  5. Gunung Rakutak says:
    September 30, 2019 at 2:29 pm

    Save Ciharus Sadar Kawasan

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan Yogyakarta
  • Soto Kopi Ngrajek Magelang, Wisata Kuliner Murah di Tengah Kolam Ikan
  • Game Development Life Cycle
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Tumpeng Menoreh, Wisata Baru Andalan Akamsi Gelangprojo
  • Ayam Goreng Bu Tini Sejak 1967
  • Semesta Resto Borobudur
  • Menikmati Karya Nyoman Nuarta di NuArt Gallery Bandung

Recent Posts

  • Uprus Coffee Borobudur
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996
  • Warung Lesehan Mbak Tin Purworejo
  • Perbedaan Domain .COM, .ID, dan .NET
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Uprus Coffee BorobudurNovember 14, 2025
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996November 9, 2025
  • Warung Lesehan Mbak Tin PurworejoNovember 8, 2025
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di KlatenSeptember 28, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...