Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Tanah Lot: Keindahan Alam dan Spiritualitas yang Menyatu di Bali

Arif Setiawan, November 24, 2025November 24, 2025

Salah satu destinasi paling mainstream yang ada di Bali adalah Tanah Lot, pura yang berdiri megah di atas batu karang besar di tepi laut. Tempat ini bukan hanya indah secara visual, tapi juga sarat makna spiritual dan budaya bagi masyarakat Bali.

Tanah Lot
Tanah Lot

Tempat ini pastinya tidak luput dari daftar kunjungan study tour anak-anak sekolah di kawasan Pulau Jawa. Saya sendiri belum pernah ke sini, dan ketika ada acara di Tabanan yang lokasinya sangat dekat dengan obyek wisata ini, tentu saja saya manfaatkan untuk mampir.

Sayangnya, karena bareng sama anak kecil rencana ke sini sedikit gagal. Yang tadinya mau jalan-jalan, jadinya malah numpang BAB sama balik kanan setelah jalan beberapa ratus meter dari lokasi parkir. Karena anak sudah rewel, haha. Yasudah, tidak apa-apa. Foto-foto pun seadanya saja.

Sejarah Tanah Lot

Tanah Lot berasal dari kata “Tanah” yang berarti daratan, dan “Lot” (Lod) yang berarti laut. Jadi, secara harfiah Tanah Lot berarti daratan di tengah laut.

Menurut cerita rakyat, tempat ini didirikan oleh Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta dari abad ke-16 yang menyebarkan ajaran Hindu di Bali. Beliau menemukan batu karang di pinggir laut yang dianggap memiliki energi spiritual kuat, lalu membangun pura di sana untuk memuja Dewa Baruna, dewa laut.

Keindahan yang Tak Pernah Pudar

Daya tarik utama Tanah Lot tentu adalah pemandangan matahari terbenamnya. Saat senja, langit mulai berwarna oranye keemasan dan siluet pura berdiri gagah di atas ombak yang berdebur — momen ini sering disebut sebagai salah satu sunset terbaik di dunia.

Selain itu, ketika air laut surut, pengunjung bisa berjalan kaki menuju pura melewati jalan batu karang yang biasanya tertutup air. Namun, saat pasang, pura ini benar-benar tampak seperti terapung di tengah laut — menambah kesan mistis dan megah.

Nilai Spiritual dan Budaya

Bagi umat Hindu di Bali, Tanah Lot bukan sekadar destinasi wisata, melainkan tempat suci untuk bersembahyang dan memohon keselamatan laut. Di bawah pura utama terdapat sebuah gua kecil yang disebut Goa Ular Suci, tempat hidup ular laut yang dipercaya sebagai penjaga pura. Masyarakat setempat menganggap ular ini membawa keberuntungan dan melindungi Tanah Lot dari roh jahat.

Aktivitas Menarik di Sekitar Tanah Lot

Selain menikmati pemandangan dan nuansa spiritual, wisatawan juga bisa:

  • Menikmati kuliner lokal di deretan restoran pinggir tebing dengan panorama laut.
  • Berbelanja suvenir khas Bali, seperti kain, lukisan, dan kerajinan tangan di pasar tradisional sekitar area pura.
  • Mengunjungi pura-pura kecil lain di kompleks Tanah Lot, seperti Pura Batu Bolong yang memiliki lubang alami di tengah tebing batu karang.

Tips Berkunjung

  • Waktu terbaik datang: sore hari menjelang sunset, sekitar pukul 17.00–18.30 WITA.
  • Gunakan alas kaki nyaman, karena jalur menuju pura bisa licin saat air laut surut.
  • Hormati adat dan aturan lokal, terutama bagi wisatawan yang ingin mendekati area suci.
  • Bawa kamera terbaikmu, karena setiap sudut Tanah Lot layak diabadikan.

Tanah Lot adalah contoh sempurna bagaimana alam dan spiritualitas berpadu harmonis di Bali. Tak heran jika tempat ini menjadi simbol pariwisata Pulau Dewata dan selalu memikat siapa pun yang datang — baik untuk berdoa, menikmati sunset, atau sekadar merenung di tepi laut.


→ 0 readers

Related

Indonesia Travel BaliTabananTanah Lot

Post navigation

Previous post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Game Development Life Cycle
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di Klaten
  • Staycation di The 101 Bali Oasis Sanur
  • Warung Makan Purnama Muntilan Sejak 1965
  • Soto Sapi Pak Musthofa Jogja Sejak 1984
  • Srabi Notosuman Solo Sejak 1923
  • Bersepeda Ke Warung Bandrek
  • Kepiting Gemes Pak Mamo Pemalang Sejak 1989
  • 5 Hotel Murah dengan View Pegunungan di Lembang
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984

Recent Posts

  • Tanah Lot: Keindahan Alam dan Spiritualitas yang Menyatu di Bali
  • Staycation di The 101 Bali Oasis Sanur
  • Menghadiri Pernikahan Adat Bali di Tabanan
  • Pecel Solo Resto di Kota Surakarta Sejak 2002
  • Uprus Coffee Borobudur

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Travel

  • Tanah Lot: Keindahan Alam dan Spiritualitas yang Menyatu di BaliNovember 24, 2025
  • Staycation di The 101 Bali Oasis SanurNovember 23, 2025
  • Menghadiri Pernikahan Adat Bali di TabananNovember 22, 2025
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025

Culinary

  • Pecel Solo Resto di Kota Surakarta Sejak 2002November 21, 2025
  • Uprus Coffee BorobudurNovember 14, 2025
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996November 9, 2025
  • Warung Lesehan Mbak Tin PurworejoNovember 8, 2025
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...