Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Mau Jadi Apa Dayeuhkolot?

Arif Setiawan, December 18, 2013February 20, 2018

 

Dua foto di atas saya ambil akhir minggu kemarin ketika berjalan ke arah kampus di jembatan PGA, salah satu jembatan termahsyur dekat kampus. Masih lumayan biasa, masih ada foto yang lebih sadis lagi.
Melihat kondisi sungai Cikapundung yang seperti ini kontan saya langsung mbatin.
Jigur, kit kapan tahun iki angger udan sitik langsung koyo ngene kaline?
*naluri jowone metu*
Nah, malemnya di twitter, saya malah liat beginian (tapi udah ketebak si, karena setelah sore itu, hingga malam hujan tak kunjung berhenti).

#lalinBDG 00.07 : Dayeuhkolot udah banjir tweps. pic.twitter.com/gtk5lFgXiL | @wedeeew
— All About Bandung (@infobdg) December 15, 2013

 

#BreakingNews 01.15 Cilisung pabrik Metro Dayeuhkolot. Air semakin tinggi. pic.twitter.com/GAdsAZYqdt | @syairendra
— All About Bandung (@infobdg) December 15, 2013

 

#BreakingNews 01.22 : Banjir Dayeuh Kolot, di dalem rumah ±60cm apalagi di luar. pic.twitter.com/skNRyrldGv | @riequeeny
— All About Bandung (@infobdg) December 15, 2013

 

#BreakingNews : Kondisi depan Masjid Agung Dayeuh Kolot. Nampak lampu blm mati. Photo by @uzzo79 pic.twitter.com/yRLGxqx7Kk | @berbaginasiID
— All About Bandung (@infobdg) December 15, 2013
 Trus kudu piye iki tuips?
Masalahnya, sejak saya mulai tinggal di bumi Dayeuhkolot tahun 2007 silam hal semacam ini belum ada perubahan, kalaupun ada mungkin sedikit. Sepenglihatan saya. CMIIW.
Dulu saya juga pernah tinggal di daerah banjir (tempat simbah) yang sekarang sudah ga jadi daerah banjir lagi.
Ko’ bisa?
Ya karena ada usaha, `sesuatu` yang dilakukan terhadap sungai.

 

  1. Dikeruk, sungai diperdalam untuk bisa menampung air lebih banyak. Ini dilakukan ketika saya SD/SMP (agak lupa), sempet masih berenang di sungai walaupun sudah ada beberapa alat berat yang ngeruk sungai.
  2. Warga ga buang sampah ke sungai. Nah, mungkin hal ini yang agak sedikit sulit bagi masyarakat kota.
Tak bisakah pemerintah Kab. Bandung dan atau Kota Bandung mengupayakan dua hal ini?

Mengapa lagi-lagi harus pemerintah?

Menurut saya ya simple.
  1. Pemerintahlah yang bisa melakukan program seperti pengerukan sungai dan sejenisnya.
  2. Masyarakat Indonesia ini mungkin memang harus diatur oleh orang-orang yang `mempunyai kuasa`. Coba lihat saja seberapa besar inisiatif orang-orang sekitar kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak membuang ke sungai.
  3. Sungai Cikapundung adalah sungai utama yang membelah Kota dan Kab. Bandung. Bukankah sudah semestinya keduanya memperhatikan masalah ini?
Bagaimana menurut kalian?
*maaf cuma bisa koar² di sini, setidaknya semoga bisa menambah awareness kita semua terhadap masalah ini.
@ariffsetiawan

 

→ 93 readers

Related

Random BandungBanjirDayeuhkolotOpini

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah Persawahan
  • Warung Makan Purnama Muntilan Sejak 1965
  • Game Development Life Cycle
  • Sate Kambing Moro Lego Pak Kuwat Tulungagung Sejak 1992
  • Pendakian Gunung Manglayang 1818 MDPL
  • Kehidupan Tidak Pernah Berakhir
  • Nasi Becek Pojok Nganjuk Sejak 1950
  • Ayam Goreng Tojoyo 3 Sejak 1983
  • Rumah Makan Padang Djawa Magelang

Recent Posts

  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta Bunga
  • Bajak Laut Muntilan Fresh Seafood
  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah Persawahan
  • Rumah Makan Padang Djawa Magelang
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta BungaAugust 19, 2025
  • Bajak Laut Muntilan Fresh SeafoodAugust 17, 2025
  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah PersawahanJuly 12, 2025
  • Rumah Makan Padang Djawa MagelangJune 14, 2025
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes