Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Pendakian Gunung Papandayan 2665 MDPL

Arif Setiawan, October 17, 2013June 30, 2017
Pernahkah kamu dalam suatu perjalanan, bertemu dengan orang-orang baru, belum pernah kenal sebelumnya meskipun satu almamater, tapi langsung bisa lumayan ‘klop’ sebagai satu tim? Dan berlanjut komunikasinya sampai sekarang.
Hal semacam itu ternyata saya alami waktu ngetrip ke Gunung Papandayan di akhir bulan Agustus lalu. Perjalanan buat memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Aihsedap. Masalahnya di perjalanan-perjalanan sebelumnya ya setelah selesai yasudah. Ga ada bahas lagi hal-hal ga penting lainnya :)).
Penasaran? Yuk kenalan sama mereka.
Full Team : Saya, Lisa, Bintang, Aji, Fahmy, Muti, Jauhar

Aji

Mas yang satu ini adalah tipe Panglima Perang dalam tim. Punya banyak pengalaman dan tentunya skill yang ga usah diragukan lagi, dari mulai masalah konsumsi hingga tips-tips bertahan hidup di alam sana.

 

Bintang

Mas yang kedua ini adalah tipe Mr. Capable. Bisa diandalkan buat bawa 2 tenda + air + nasting beserta berasnya pake carrier 60L. Laki banget ga tuh? :’D

 

Fahmy

Mas yang ketiga ini adalah tipe mas-mas yang dirindukan kehadirannya baik sebelum perjalanan maupun setelahnya. Selalu ditanyakan kondisinya. Ko’ bisa sih kak? Yo jelas. Apalagi kalau bukan mas-mas spesialis dokumentasi, heheu.

 

Lisa

Mbak yang satu ini seharusnya jadi tipe ibu negara. Masalah obat-obatan, kebersihan, ngatur duit, negosiasi, komunikasi sih oke. Cuma masalah dapur aja yang sedikit bermasalah ternyata, hahaha.

 

Muti

Mbak yang kedua ini tipe tuan putri kali ya. Makhluk yang harus dilindungi dan dijaga keberadaannya. Bayangkan saja, pas nemu sinyal aja langsung ada yg nelpon rauwisuwis. Anggota yg lain? Liat hp pun tidak. Ngirit batre lah, buat foto-foto lah :))

 

Jauhar

Mbak yang ketiga ini tipe yang deket sama tuan putri dan gampang banget buat dibully, huahaha. Mungkin bisa dibilang ekspresinya paling mesakke waktu tanjakan pertama. Setelah itu? Masih mesakke juga si. Tapi akhirnya jadi paling semangat kalau diajak jalan-jalan.

 

Saya? Bagian ngisi partai hiburan. Kalau lagi sepi dibikin rame, kalau lagi rame ya dibikin tambah rame.
Seperti itulah kira-kira profil tim Papandayan kemarin menurut saya. Ada yang protes? heheu
Oh iya, next trip tim ini bakal ke Gunung Gede Pangrango buat merayakan Hari Pahlawan lho.

Dokumentasi Perjalanan

Persiapan Sarapan

 

Kegiatan Menghabiskan Malam

 

Dekil!

 

Dirgahayu Indonesiaku.

 

Tanjakan Mamang

 

Asap Belerang

 

Sunrise?

 

Edelweiss

 

Persiapan Turun Gunung

Catatan Perjalanan

  • Jakarta – Bandung – Garut – Cisurupan : sewa mobil
  • Cisurupan – Pos Pendakian : mobil pickup
  • Pos Pendakian – Pondok Salada : jalan (~2 jam)
  • Nyusun tempat camp
  • Pondok Salada – Tegal Alun : jalan (~1 jam)
  • Turun ke Pondok Salada lagi, menghabiskan waktu di sekitar tenda hingga pagi hari :))
  • Turun gunung hingga pos pendakian : jalan (~1,5 jam)
  • Pos Pendakian – Cisurupan : mobil pickup
  • Cisurupan – Garut : angkot
  • Garut – Bandung – Jakarta : bis
Mungkin seperti itu dulu liputan `telat` perjalanan ke Gunung Papandayan pasca lebaran kemarin. Thanks for reading.
@ariffsetiawan

→ 373 readers

Related

Indonesia Travel BackpackerGarutGunungJawa BaratPapandayanTrip

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Danau Ciharus, Ranu Kumbolonya Jawa Barat
  • Kepiting Gemes Pak Mamo Pemalang Sejak 1989
  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Sop Empal Bu Haryoko Muntilan Sejak 1940
  • Ayam Goreng Bu Tini Sejak 1967
  • Kok Tong Kopi Sejak 1925
  • Danau Beratan Bedugul Bali
  • Ayam Goreng Tojoyo 3 Sejak 1983
  • Phuket Resto Borobudur: Menikmati Cita Rasa Thailand di Magelang
  • Toko Roti Mandarijn Orion Sejak 1932

Recent Posts

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di Klaten
  • Semesta Resto Borobudur
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan Yogyakarta
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta Bunga

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di KlatenSeptember 28, 2025
  • Semesta Resto BorobudurSeptember 27, 2025
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan YogyakartaAugust 21, 2025
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta BungaAugust 19, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes