Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Gnome atau KDE? mana yang lebih baik???

Arif Setiawan, December 22, 2008August 21, 2020

Gnome dan KDE bukan semata-mata merupakan Windows Manager. Terlebih dari itu GNome dan KDE merupakan dua Desktop Environment utama pada lingkungan sistem operasi Linux. Istilah Desktop Enviromnet sendiri mengandung makna sebagai sebuah lingkungan kerja saat kita berinteraksi dengan operating system komputer, yang berisi rangkaian program dan aplikasi yang bisa bekerja secara bersama-sama membentuk lingkungan kerja penuh fasilitas. Dalam sebuah Desktop Environment terdapat Windows Manager yang mengatur letak dan cara window-window ditampilkan dalam sebuah workspace.

Pada lingkungan Linux Gnome dan KDE merupakan Desktop Environment utama yang sering digunakan sebagai default Desktop pada distro-distro Linux. Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Gnome dan KDE kaya akan fitur, kaya akan software / aplikasi terpadu yang masih bisa dipisah-pisahkan. Untuk mengatur window pada workspace, Gnome menggunakan metacity, sedangkan kwin digunakan oleh KDE. Namun bila kita menghendaki yang lain selain default window manager tersebut, dengan mudah kita bisa melakukannya. Hal ini karena sifat Linux adalah fleksible, kita bisa membuat / meng-customize desktop sesuai dengan selera kita. Gnome dan KDE merupakan rangkaian program aplikasi yang bekerja secara kompak yang dibuat untuk memberikan pengalaman lebih bagi usernya. Jika Anda tidak menyukai satu bagian tertentu, dengan mudah kita menggantinya dengan yang lainnya yang lebih baik dan sesuai selera.

Aplikasi yang diberi label “made for gnome” sebanarnya bisa juga digunakan pada Desktop lain selain GNome termasuk KDE. Begitu juga sebaliknya, aplikasi berlabel “made for kde” tidak mesti harus berjalan di lingkungan KDE Desktop. Label-label seperti itu hanya menunjukkan bahwa mereka dibuat dengan memanfaatkan fungsi-fungsi dalam library gnome-libs ataupun kdelibs. Kita tidak perlu desktop yang sebenarnya, software-software yang dibuat untuk KDE maupun Gnome dapat dijalankan pada desktop apapun sepanjang bisa mendapatkan fungsi-fungsi yang digunakan. Tidak ada alasan untuk memilih software dari sebuah desktop saja, kita bebas memilih software terbaik dari desktop apapun.

Lantas mana yang lebih baik antara Gnome dan KDE?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Gnome dan KDE, keduanya full customized, bisa diatur sesuai selera pemakai. Desktop terbaik tergantung pada pilihan dan selera kita sendiri. Perlu diingat sekali lagi bahwa software berbasis Linux tidak terbatas pemakaiannya pada lingkungan desktop tertentu, Aplikasi Gnome bisa dijalankan pada KDE dan sebaliknya.
Tidak ada istilah Desktop Terbaik, yang ada hanyalah Desktop paling cocok dengan kita sebagi user. Hanya masalah selera dan kemampuan hardware yang menentukannya.

→ 152 readers

Related

Technology gnomekde

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (2)

  1. when2 says:
    January 12, 2009 at 11:11 pm

    Gimana klo Kombinasi keduanya?? 🙂

    Saya pake Gnome, tapi untuk beberapa program, saya pake punya-nya KDE, seperti:

    KVpnc
    KGpG
    Amarok 😉

    Reply
  2. Ariff says:
    January 13, 2009 at 5:51 am

    ya terserah si…
    kan dah dibilang bisa dipakai sesuai selera user aja…
    😀

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Game Development Life Cycle
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Soto Betawi Haji Mamat Sejak 1960
  • Lokawisata Baturraden Sejak 1928
  • Uprus Coffee Borobudur
  • Nikahan Syawal Nugrahanto
  • Warung Be Sanur Denpasar Bali
  • Mengunjungi Gunung Bromo di Bulan Ramadan
  • Umaeh Inyong Purwokerto
  • Ayam Goreng Bu Hartin Sejak 1978

Recent Posts

  • Warung Be Sanur Denpasar Bali
  • Pantai Batu Bolong Canggu Bali
  • Tanah Lot: Keindahan Alam dan Spiritualitas yang Menyatu di Bali
  • Staycation di The 101 Bali Oasis Sanur
  • Menghadiri Pernikahan Adat Bali di Tabanan

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Travel

  • Pantai Batu Bolong Canggu BaliNovember 26, 2025
  • Tanah Lot: Keindahan Alam dan Spiritualitas yang Menyatu di BaliNovember 24, 2025
  • Staycation di The 101 Bali Oasis SanurNovember 23, 2025
  • Menghadiri Pernikahan Adat Bali di TabananNovember 22, 2025
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025

Culinary

  • Warung Be Sanur Denpasar BaliNovember 29, 2025
  • Pecel Solo Resto di Kota Surakarta Sejak 2002November 21, 2025
  • Uprus Coffee BorobudurNovember 14, 2025
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996November 9, 2025
  • Warung Lesehan Mbak Tin PurworejoNovember 8, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...