Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Tegallalang Rice Terrace Ubud

Arif Setiawan, April 5, 2020September 13, 2020

Tegallalang Rice Terrace merupakan pematang sawah yang berbentuk terasering di dekat Ubud yang sudah sangat terkenal akan keindahannya, terutama jika cuaca sedang cerah dan setelah musim tanam. Karena kita bisa melihat pemandangan yang sangat hijau dengan udara yang segar.

Pematang sawah di Bali memang sangat khas dengan bentuknya yang berundak-undak karena banyaknya wilayah perbukitan. Oleh karena itu, sistem irigasinya pun sedikit berbeda dengan daerah lain, bahkan memiliki istilah sendiri yang dinamakan Subak.

Tegallalang Rice Terrace
Tegallalang Rice Terrace

Menurut sejarah, subak sendiri merupakan sistem irigasi tradisional yang diturunkan oleh seorang suci yang dihormati bernama Rsi Markandeya pada abad ke-8.

Lokasi dari Tegallalang Rice Terrace sendiri ada di kecamatan Tegallalang sebelah utara Ubud, berjarak sekitar 9 km dari pusat kecamatan Ubud.

Ubud → Tegallalang
Ubud → Tegallalang

Transportasi paling nyaman ke sana adalah menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh sekitar 15 menit ke arah Kintamani.

Karena lokasinya yang strategis di pinggir jalan utama pula mungkin yang membuat tempat ini menjadi terkenal di kalangan wisatawan. 

Sampai di sana kita harus parkir sepeda motor di pinggir jalan yang sudah ada penjaganya, kemudian bisa langsung menuruni anak tangga yang tersambung ke sawah.

Harga tiket masuknya sendiri gratis, hanya dikenakan biaya parkir Rp 5.000.

Sampai di kawasan sawah terasering kita bebas untuk melakukan eksplorasi (asalkan kuat jalan kaki naik turun) atau bahkan berinteraksi dengan warga lokal yang sedang berkegiatan di sawah.

Bali Swing

Selain pemandangan yang menarik dan menyegarkan di sini juga terdapat wahana yang sedang tren yang bernama Bali Swing.

Wahana ini berupa ayunan yang berada di atas tebing atau jurang, dengan ketinggian tertentu. Biasanya di atas 35 meter dan diayun sekitar 20 kali.

Tipikal dari wahana yang memacu adrenalin ini adalah foto berayun dengan latar belakang pemandangan yang khas pedesaan Bali. Bisa dilakukan sendiri mauoun berpasangan.

Tidak disarankan bagi kalian yang takut ketinggian ya.

Untuk tiketnya sendiri biasanya mulai dari Rp 150.000 per orang. Saran saya jangan tergoda dengan tiket yang lebih murah karena kita harus memastikan ada tidaknya asuransi yang harus disediakan oleh pihak penyedia jasa Bali Swing.

Menghabiskan sekitar 1 jam di tempat ini sudah cukup puas. Selain karena sudah mulai panas, tidak ingin mencoba wahana Bali Swing atau nongkrong di kedai di sekitar kawasan ini, saya harus memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke tempat-tempat lain yang tidak kalah menarik disekitar Ubud.


Harga Tiket

Tiket masuk ke Tegallalang Rice Terrace adalah gratis. Hanya biaya parkir Rp 5.000.

Lokasi 

Jl. Raya Tegallalang, Tegallalang, Kec. Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali 80561.

Jam Buka

Sebenarnya jam buka dari Tegallalang Rice Terrace adalah 24 jam karena kawasan persawahan, tetapi idealnya jika ke sana adalah dari jam 07.00 – 18.00 WITA.


→ 233 readers

Related

Indonesia Travel BaliBali SwingGianyarRice TerraceSubakTegallalangUbud

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Kepiting Gemes Pak Mamo Pemalang Sejak 1989
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Warung Makan Bu Darmo Muntilan Sejak 1920
  • Pendakian Gunung Sumbing 3371 MDPL
  • Nasi Pecel Madiun Bu Dwi Sejak 1962
  • Pantai Pandawa Bali
  • Review Xiaomi Amazfit Bip
  • Pendakian Gunung Manglayang 1818 MDPL
  • Es Krim Ria Medan Sejak 1936
  • Sate Kambing Moro Lego Pak Kuwat Tulungagung Sejak 1992

Recent Posts

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali
  • Mengenal Jenis-Jenis Server: Mana yang Cocok untuk Website Anda?

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025
  • Lacamera Coffee Bandung: Tempat Nongkrong Asyik dengan Kopi BerkualitasJanuary 1, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...