Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Bu Wardo

Arif Setiawan, July 6, 2014March 13, 2018
Mungkin dari dulu (banget) sebelum ada fenomena Padang Jawa di sekitar kampus Universitas Telkom, sudah ada satu fenomena sendiri di salah satu tempat makan yang lokasinya di PGA. Mungkin emang kurang populer bagi yang kosannya di daerah Sukabirus atau Sukapura, tapi kalau yang kosannya di PGA trus ga tau warung ini, ya agak kebangetan, hih.

Namanya Warung Bu Wardo. Iya nama sesuai dengan yang ada di kaca jendelanya, bahkan sampai detik ini saya ga tau nama asli ibunya, serius. Mau nanya tapi sungkan, hehe.
Bu Wardo ini adalah kakak pertamanya Bu Fatimah (yang sekarang terkenal dengan masakan balinya itu) lho. Jadi dulu Bu Fatimah itu tinggal bareng juga di sini sebelum buka warung sendiri.
Bentuknya cuma warung nasi rames biasa si, tapi istimewa lho. Soalnya punya ciri khas banget. Ibunya selalu jual menu yang sama dari hari ke hari, sedikit beda kalo weekend.
Menunya selalu berulang dari Gudeg, Sayur Kangkung, Ayam (Goreng, Betutu), Ikan (Bandeng, Deles, Tongkol), Telur (Dadar, Ceplok), Tempe (Goreng, Bacem), Tahu Goreng, Perkedel Kentang, Ati Ampela (Goreng, Bumbu), Sate Usus, Rawon, Soto, Pecel.
Udah, itu sampai apal saya :))
Trus apalagi?
Murahe puoooll. Asli. Di saat warung-warung lain ikut inflasi dan naikin harga, ini ibunya masih aja segitu harganya. Saya jarang banget makan di sini lebih dari Rp 10.000, padahal udah pake lauk ikan/ayam tambah tahu/tempe kombinasi krupuk/pisang.
Tadi malem aja saya sahur pake Nasi + Ayam Betutu + Gudeg + Kerupuk 2 cuma Rp 9.000.
Tapi ada sistem kurs tersendiri soal harga makanan di sini, heheu. Anak kosan saya (Putra Bangsa) sering menyebut jadi Warung Dolar (Wardo). Kenapa? Karena harganya kadang bisa berubah sewaktu-waktu seingat ibunya, anak kosan saya udah apal banget dan maklum, soalnya ya udah lumayan sepuh, hehe.
Nah, mungkin karena murah + masakan khas jawa (kebanyakan manis) nya ini jadi langganan wajib. Bahkan saya pernah lihat sendiri ada alumni angkatan tahun jebot yang udah lamaaa banget ga ke daerah sekitar kampus menyempatkan ke sini buat makan (doang).
Selama 4 dari 7 tahun terakhir hidup di Bandung, mungkin bisa dibilang 3 dari 7 hari saya makan di sini, heheu.
Doa terbaik dari saya buat Bu Wardo, semoga tetep sehat dan lancar jualannya. Ibu adalah salah satu penolong para mahasiswa yang hidupnya pas-pasan dan masih ingin merasakan makan enak dengan harga di bawah Rp 10.000.
@ariffsetiawan

→ 304 readers

Related

Culinary BandungBu WardoCulinaryTelkom University

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (5)

  1. vempuzka says:
    July 7, 2014 at 3:10 am

    mantab,
    salah satu favorite kalo mampir bandung

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      July 7, 2014 at 8:40 am

      wajib ini, nostalgia banget, heheu

      Reply
  2. Sakti says:
    March 9, 2017 at 9:50 pm

    Ibunya kemana ya? Udah ga dagang lagi?

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      March 10, 2017 at 10:40 am

      iya, udah balik ke kampungnya di jawa timur kalau ga salah

      Reply
  3. arbainweb says:
    August 7, 2019 at 8:43 am

    ooo pisang madu ya, kirain bahas madu 🙂
    ini artikel menginspirasi dan yang kami suka ini original, semoga dapat bersilaturahmi, kami memiliki bebrapa gerai dibandung min. monggo mampir di semoga bermanfaat

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Soto Kecik Sokaraja Sejak 1970
  • Kopi Badhek Borobudur
  • Pondok Rahayu Muntilan Sejak 1989
  • Sate Sapi Pak Kempleng Ungaran Sejak 1960
  • Toko Roti Mandarijn Orion Sejak 1932
  • Tumpeng Menoreh, Wisata Baru Andalan Akamsi Gelangprojo
  • Gudeg Bu Tjitro Sejak 1925
  • Ingin Bepergian Naik Bus? Baca 6 Tips Packing Aman Ini
  • Rumah Makan Bagelen Sejak 1979

Recent Posts

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali
  • Mengenal Jenis-Jenis Server: Mana yang Cocok untuk Website Anda?
  • Cloud VPS vs Managed VPS: Mana yang Lebih Cocok untuk Bisnis Anda?

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025
  • Lacamera Coffee Bandung: Tempat Nongkrong Asyik dengan Kopi BerkualitasJanuary 1, 2025
  • Mih Kocok Bandung Mang Dadeng Sejak 1953December 28, 2024

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer