Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Mount Phousi Luang Prabang

Arif Setiawan, June 24, 2017April 27, 2020

Sore hari di Luang Prabang kalian bisa mencoba untuk naik ke Mount Phousi yang yang lokasinya ada di tengah kota heritage ini.

Karena jika di pagi hari kalian bisa melihat Alms Giving Ceremony di jalanan-jalanan utama Kota Luang Prabang dan aktivitas pasar tradisional di sekitar Sungai Mekong, di siang hari bisa jalan-jalan menelusuri kota dengan bersepeda, melihat bermacam-macam museum dan kuil yang sangat banyak sehingga kota ini juga sering disebut sebagai kota seribu kuil dan melihat aktivitas para perajin souvenir lokal pembuat kain tenun dan cendera mata di seberang Sungai Khan atau hanya bersantai di cafe/bar di pinggiran sungai.

Kota Luang Prabang dari atas Mount Phousi

Dari atas gunung ini kita bisa melihat sebagian besar sisi Kota Luang Prabang yang terdapat sekitar 33 kuil besar, dihuni sekitar 1.000 biksu dan diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Mekong dan Sungai Khan. Yang mana sejak tahun 1995 kota ini sudah menjadi UNESCO World Heritage Site.

Sunset dan Sungai Mekong

Pemandangan matahari terbenam yang berpadu dengan Sungai Mekong menjadi salah satu hal yang dinanti para wisatawan yang naik ke puncak. Kegiatan sore hari yang diisi dengan duduk-duduk di sekitar kuil sambil menunggu matahari terbenam, doing nothing bangetlah, wkwk.

Golden Stupa That Chomsi

Di atas Mount Phousi terdapat kuil kecil dan stupa emas yang bernama That Chomsi yang dibangun di atas dasar persegi panjang yang dicat putih, oleh Raja Laos Anourat pada tahun 1804. Sedangkan Mount Phousi sendiri konon menurut legenda Ramayana merupakan gunung yang dipindah dari Sri Lanka oleh Hanoman, sang raja kera. Hmm… menarik, haha. Sayang tidak ada guide yang menceritakan tentang hal ini.

Untuk mencapai puncak Mount Phousi terdapat 2 jalur yang bisa dilewati. Jalur pertama yaitu melalui Sisavangvong Road yang mempunyai 328 anak tangga. Sedangkan jalur yang kedua melalui Thanon Phousi yang mempunyai 355 anak tangga.

Sisavangvong Road near Luang Prabang Royal Palace
Anak tangga menuju puncak
About Mount Phousi

Jam buka Mount Phousi dimulai dari jam 6 pagi dan tidak ada waktu tutupnya. Namun, yang paling direkomendasikan adalah berkunjung di sore hari untuk melihat sunset.

Tiket masuk ke area ini dikenakan biaya sebesar 20.000 Lao Kip untuk setiap orangnya.

Sumber : LaosDayTour

→ 307 readers

Related

Laos Travel HanomanKing AnouratLaosLuang PrabangLuang Prabang Royal PalaceMount PhousiSisavangvong RoadSungai KhanSungai MekongThanon PhousiThat Chomsi

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Tentang Wayang Daun Singkong
  • Soto Pojok Pak Dul Muntilan Sejak 1969
  • Getuk Goreng Haji Tohirin Sejak 1918
  • Toko Roti Mandarijn Orion Sejak 1932
  • Soto Bathok Pakde Muntilan
  • Phuket Resto Borobudur: Menikmati Cita Rasa Thailand di Magelang
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Wilayah Karesidenan
  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942

Recent Posts

  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah Persawahan
  • Rumah Makan Padang Djawa Magelang
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah PersawahanJuly 12, 2025
  • Rumah Makan Padang Djawa MagelangJune 14, 2025
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...