Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Kereta Batara Kresna Solo – Wonogiri

Arif Setiawan, February 20, 2018

Sudah lama sekali sebenarnya saya ingin mencoba Kereta Batara Kresna ini. Belum jadi-jadi karena trayeknya Solo-Wonogiri. Lha mau ngapain ya di Wonogiri? hahaha. Namun, pada bulan November 2017 kemarin akhirnya saya bisa mencoba kereta ini karena ada tujuan, yaitu kondangan ke teman saya si Fajar, yang rumahnya di Wonogiri.

Kereta Batara Kresna beroperasi dengan rute Stasiun Purwosari – Stasiun Wonogiri dengan trayek 2 kali sehari. Berhenti di Stasiun Solo Kota, Sukoharjo dan Pasarnguter. Pernah mangkrak di tahun 2013, kereta ini pun beroperasi kembali pada tahun 2015. Nama Batara Kresna berasal dari tokoh Mahabarata, Krishna atau Kresna yang bertugas menyelamatkan dunia dan menegakkan kebenaran.

Kereta ini sering disebut juga dengan railbus karena jalurnya yang menyatu dengan jalan raya di Kota Solo. Railbus kedua di Indonesia setelah railbus Kertalaya di Sumatera Selatan. Mirip di negara eropa ya? wkwk

KA Batara Kresna di Jalan Slamet Riyadi Solo (Sumber: SoloPos)

Pagi-pagi kami sudah bergegas ke Stasiun Purwosari untuk membeli tiket keberangkatan jam 8 pagi menuju Wonogiri. Takut kehabisan tiket, mengingat saat itu adalah akhir pekan yang biasanya ramai. Ya, pembelian tiketnya masih seperti kereta lokal Prameks yang harus dibeli di loket stasiun, belum bisa dibeli secara online.

Setelah mendapatkan tiket seharga Rp 4.000 dengan tujuan akhir akhir Stasiun Wonogiri saya dan teman-teman berkeliling di sekitar stasiun mencari sarapan untuk menunggu keberangkatan jam 08.00. Keberangkatan kedua dari Stasiun Purwosari.

KA Batara Kresna jam 08.00

Kereta terdiri dari 3 gerbong dan berjalan pelan melewati tengah-tengah pemukiman warga dan Jalan Raya Slamet Riyadi hingga Stasiun Solo Kota. Sistem pembagian tempat duduknya adalah siapa cepat dia dapat, tidak menggunakan penomoran tempat duduk. Namun tidak perlu khawatir jika tidak mendapat tempat duduk, karena dalamnya bersih dan nyaman.

Suasana di dalam gerbong KA Batara Kresna
KA Batara Kresna melewati jalanan Kota Solo

Dari Stasiun Solo Kota menuju Stasiun Sukoharjo kereta berjalan lebih cepat dan kita mulai disuguhkan dengan pemandangan sawah yang hijau membentang. Bisa digunakan untuk terapi mata bagi yang setiap hari berkutat dengan bangunan-bangunan perkotaan.

Kereta melintasi daerah persawahan

Dari Sukoharjo menuju Wonogiri kita akan disuguhkan dengan pemandangan pedesaan dan pegunungan kerena rel kereta di Wonogiri terletak di kaki Gunung Gandul.

Stasiun Wonogiri
Yudhi, Lisna, Hannif dan Bapak Kondektur
Area depan Stasiun Wonogiri

Sampai di Stasiun Wonogiri, kesan pertamanya adalah sepi bangettt, hahaha. Kebetulan saat itu di sana sudah agak siang, jadi mataharinya lumayan terik, mungkin jika menggunakan kereta keberangkatan pertama (jam 4 pagi) akan lebih sejuk di sini.

Kereta Batara Kresna hanya berhenti sekitar 15 menit di stasiun ini kemudian berangkat kembali ke Solo.

Area depan Stasiun Wonogiri adalah terminal bis dan angkot yang siap mengangkut penumpang untuk melanjutkan ke Wonogiri kota. Kami pun berhenti sejenak untuk jajan di warung gorengan ibu-ibu di dekat terminal, kemudian melanjutkan dengan angkutan umum colt diesel menuju tempat pernikahan Fajar.

***

Mungkin itu sedikit cerita pengalaman saya menggunakan jasa transportasi kereta api dari Solo ke Wonogiri. Saya merupakan salah satu yang paling suka jika ada jalur kereta yang tadinya mati suri kemudian dihidupkan lagi dan kemudian bisa digunakan oleh masyarakat. Karena dengan kereta selain murah juga bisa menghindari macet di jalan raya. Selain itu juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Wonogiri yang mempunyai potensi wisata seperti Waduk Gajah Mungkur ini sayang sekali jika tidak ada transportasi yang menunjang untuk menuju ke sana.

Wajib dicoba deh jika mau mengunjungi Wonogiri :D.

→ 1548 readers

Related

Indonesia Travel Jawa TengahKereta ApiKereta Batara KresnaSoloStasiun PurwosariStasiun WonogiriSurakartaWonogiri

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (6)

  1. otidh says:
    February 21, 2018 at 12:45 pm

    Waktu itu jalannya sempat tersendat nggak mas? Katanya banyak kendaraan yang parkir sembarangan di atas rel karena dikira relnya udah nggak aktif. ?

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      February 21, 2018 at 4:20 pm

      enggak si, udah lancar ko’ ga ada yang parkir di rel

      Reply
  2. Pingback: Kerajinan Perak Kotagede Yogyakarta — Arif Setiawan
  3. pay says:
    April 26, 2018 at 11:20 am

    Loh di Wonogiri masa gak ada bakso Wonigiri yang terkenal itu bong? wkkk
    Seru euy. Klo sampe Wonogiri terus langsung balik lagi bisa gak ya Bong?

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      April 26, 2018 at 2:50 pm

      di sana bakso ya bakso biasa aja kak, ga disebut bakso Wonogiri, haha

      bisa kalo mau PP, itu ada jadwal 2 kali PP sehari Solo-Wonogiri kalo ga salah

      Reply
  4. Pingback: Mie Ayam Pakdhe Wonogiri Kulon Progo Yogyakarta — Arif Setiawan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Rekomendasi Potong Rambut di Bandung
  • Toko Roti Mandarijn Orion Sejak 1932
  • Warung Makan Bu Darmo Muntilan Sejak 1920
  • Soto Kopi Ngrajek Magelang, Wisata Kuliner Murah di Tengah Kolam Ikan
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Black Romantic
  • Soto Betawi Haji Mamat Sejak 1960
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983
  • Nasi Liwet Bu Parmi Solo Sejak 1989
  • Es Krim Zangrandi Surabaya Sejak 1930

Recent Posts

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di Klaten
  • Semesta Resto Borobudur
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan Yogyakarta
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta Bunga

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di KlatenSeptember 28, 2025
  • Semesta Resto BorobudurSeptember 27, 2025
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan YogyakartaAugust 21, 2025
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta BungaAugust 19, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...