Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Menghadiri Pernikahan Adat Bali di Tabanan

Arif Setiawan, November 22, 2025November 23, 2025

Bali selalu menawarkan alasan untuk kembali, namun perjalanan kali ini terasa lebih spesial karena untuk menghadiri acara pernikahan adat Bali.

Pura yang sangat ikonik dari Bali
Pura yang sangat ikonik dari Bali

Selain menikmati momen bahagia, perjalanan ini juga menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi Bali dari sudut yang lebih tenang dan berbudaya.

Dari Yogyakarta International Airport Menuju Bali

Perjalanan dimulai dari Yogyakarta International Airport di Kulon Progo. Setelah proses check-in dan keamanan, penerbangan menuju Bali hanya memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit hingga mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.

Perjalanan ini juga merupakan perjalanan pertama menggunakan pesawat bagi anak saya yang berusia 4 tahun. Sebagai orang tua rasanya sedikit campur aduk, antara mau mengenalkan ke anak tentang transportasi udara ini sekaligus penasaran gimana reaksinya ketika naik pesawat, haha.

Alhamdulillah semua lancar dan tidak ada kendala, malah anaknya excited. Padahal lumayan sering mabuk ketika dibawa perjalanan darat terutama di daerah jalur pegunungan. Tapi ini malah aman-aman saja naik pesawat.

Sesampainya di bandara, suasana Bali langsung terasa, aroma wangi bunga, sapaan ramah, serta sentuhan arsitektur khas yang selalu menyambut setiap wisatawan yang berkunjung.

Transit dan Menginap di Sanur

Daripada langsung menuju Tabanan, kami memutuskan untuk menginap semalam di Sanur. Lokasinya strategis, tidak terlalu jauh dari bandara dan memiliki suasana yang jauh lebih tenang dibanding Kuta atau Seminyak.

Di Sanur, banyak pilihan penginapan, kafe, dan restoran tepi pantai. Sunset di Pantai Sanur menjadi pembuka perjalanan yang menyenangkan, tenang, hangat, dan terasa sangat Bali.

Setelah itu, kami hanya mencari makan malam dan lanjut istirahat di hotel saja.

Perjalanan Darat ke Tabanan

Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan menuju Tabanan menggunakan mobil sewaan. Perjalanan sekitar 1–1,5 jam, melewati area persawahan, desa-desa, serta pemandangan hijau yang menenangkan.

Tabanan dikenal sebagai salah satu daerah dengan budaya Bali yang masih sangat kuat. Banyak pura keluarga, bale adat, dan tradisi yang terus dijaga turun-temurun.

Menghadiri Pernikahan dengan Adat Bali

Momen utama perjalanan ini tentu saja menghadiri pernikahan teman. Upacara adat Bali terasa begitu sakral dan penuh makna. Mulai dari prosesinya yang menurut saya tidak terlalu heboh karena hanya dilakukan oleh keluarga inti saja, busana adat yang elegan, tabuhan gamelan, hingga wangi dupa yang memenuhi udara—semuanya menegaskan keindahan budaya Bali.

Sebagai tamu, pengalaman ini bukan hanya menghadiri pesta, tetapi juga belajar menghargai filosofi hidup masyarakat Bali yang erat dengan spiritualitas dan kebersamaan.

Menikmati Tabanan: Tenang, Hijau, dan Bersahaja

Selain acara pernikahan, Tabanan menawarkan lanskap alam yang cantik. Sawah hijau menghampar, udara bersih, dan ritme kehidupan yang berjalan tanpa tergesa-gesa. Inilah Bali yang sering dicari banyak wisatawan—otentik dan damai.

Rute Pulang: Tanah Lot, Pantai Batu Bolong, dan Canggu

Sebelum kembali ke Sanur, saya menyempatkan perjalanan singkat ke beberapa destinasi populer:

1. Tanah Lot

Ikon wisata Bali ini tetap memukau, terutama saat ombak besar menghantam karang tempat pura berdiri. Meskipun ramai, Tanah Lot tetap memiliki aura spiritual yang kuat.

2. Pantai Batu Bolong

Tidak jauh dari Tanah Lot, pantai ini memiliki suasana lebih santai. Banyak peselancar, beach club, dan tempat nongkrong dengan pemandangan laut yang indah.

3. Canggu

Canggu adalah perpaduan budaya lokal dan modern—kafe estetik, butik lokal, co-working space, hingga spot sunset favorit. Cocok untuk makan siang atau sekadar menikmati kopi sebelum perjalanan lanjut.

Setelah puas berkeliling, saya kembali ke Sanur untuk beristirahat sebelum pulang. Masing-masing pengalaman berkeliling akan saya ceritakan di post terpisah setelah post ini ya, tunggu saja.

Kembali ke Yogyakarta

Pada hari terakhir, perjalanan menuju Bandara Ngurah Rai terasa seperti menutup babak liburan singkat yang berkesan. Setelah check-in, penerbangan kembali ke Yogyakarta menjadi penanda bahwa perjalanan telah selesai—namun kenangan dan pengalaman budaya tetap melekat.

Palihan
Palihan

Sesampainya di YIA, ada satu hasil karya yang menarik yang akan kalian temui ketika landing, namanya Palihan. Karya ini dibuat sebagai sebuah penghormatan pada area yang juga menjadi wilayah bandara YIA, yakni desa Palihan.

***

Perjalanan dari Yogyakarta ke Tabanan ini bukanlah sekadar menghadiri pernikahan teman yang menggunakan adat Bali, tetapi juga menyelami budaya Bali, menikmati keindahan alam, mencicipi suasana kota pesisir Sanur, serta menjelajahi ikon wisata seperti Tanah Lot dan Canggu.

Bagi siapa pun yang ingin merasakan Bali lebih dari sekadar destinasi wisata—Tabanan dan pengalaman adatnya patut masuk daftar perjalanan berikutnya.


→ 0 readers

Related

Indonesia Travel BaliCangguPalihanPantai Batu BolongPernikahan Adat BaliSanurTabananTanah Lot

Post navigation

Previous post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di Klaten
  • Hackatron Asia Singapore 2014
  • Nostalgia ke Purwokerto
  • Soto Betawi Haji Mamat Sejak 1960
  • Pondok Rahayu Muntilan Sejak 1989
  • Ketika Programmer Menghabiskan Banyak Waktu untuk Coding
  • Pecel Lele Lela
  • Soto Pojok Pak Dul Muntilan Sejak 1969
  • Konsep SQL Join
  • Sate Blotongan Salatiga Sejak 1979

Recent Posts

  • Menghadiri Pernikahan Adat Bali di Tabanan
  • Pecel Solo Resto di Kota Surakarta Sejak 2002
  • Uprus Coffee Borobudur
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996
  • Warung Lesehan Mbak Tin Purworejo

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Travel

  • Menghadiri Pernikahan Adat Bali di TabananNovember 22, 2025
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025

Culinary

  • Pecel Solo Resto di Kota Surakarta Sejak 2002November 21, 2025
  • Uprus Coffee BorobudurNovember 14, 2025
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996November 9, 2025
  • Warung Lesehan Mbak Tin PurworejoNovember 8, 2025
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...