Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Perjalanan ke Baduy Dalam

Arif Setiawan, February 27, 2015March 12, 2018
Perjalanan ini sebenernya udah lumayan lama, tepatnya akhir Agustus 2014, kesimpen di draft juga lama, haha. Maklum yang punya blog agak sibuk di pertengahan hingga akhir tahun 2014.

Leuit, Lumbung Padi khas Baduy
Perjalanan ini termasuk perjalanan hore karena ikutan open trip Wisata Budaya ke Suku Baduy di pedalaman Banten. Jadi we cuma sediain uang buat bayar ke panitia sama janjian mau ngumpul di mana, haha.
Stasiun Rangkasbitung
Kami berangkat bareng-bareng dari Stasiun Duri, Jakarta dengan Kereta Api tujuan Merak hingga ke Stasiun Rangkasbitung (harga tiketnya Rp 5.000). Untuk menuju ke Baduy harus menempuh sekitar 40 km dari Rangkas menggunakan Elf.
Baduy terbagi menjadi 2, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy berasal dari kata Badawi atau Bedoin yang diberikan oleh seorang peneliti Belanda. Namun, karena aksen warga setempat, kata tersebut pada akhirnya bergeser menjadi kata Baduy. Suku Baduy masih memegang adat istiadat seperti menggukanakan pakaian hitam putih, ikat kepala dan tanpa alas kaki serta masih sedikit terisolasi dari dunia luar dan budaya modern (seperti belum menggunakan listrik).

Pintu Masuk Baduy
Pintu masuknya di daerah Ciboleger. Dari sini, kita hanya bisa meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 3 jam, mengikuti budaya Suku Baduy yang kemana-mana juga jalan kaki. Perjalanan diwarnai dengan naik turun bukit, jembatan bambu dan Leuit (lumbung padi khas Suku Baduy).
Perbedaan dari Baduy Luar dan Baduy dalam adalah Baduy Luar sudah mulai terpengaruh dengan budaya luar wilayah Baduy, sedangkan Baduy Dalam masih sangat kuat unsur kesukuannya. Namun tipe rumahnya masih sama menggunakan kayu, bambu dan atap jerami. Di wilayah Baduy Luar masih diperbolehan untuk mengambil foto, sedangkan di Baduy Dalam sudah tidak bisa. Yang kalian lihat di postingan ini semuanya adalah wilayah Baduy Luar.
Salah satu produk dari Suku Baduy ini adalah kain tenun. Selama di sana, kami banyak menemukan wanita-wanita Baduy sendang sibuk menenun di teras rumah mereka.
Tenun Baduy
Sampai di Baduy Dalam, kami langsung disiapkan untuk menginap di salah satu rumah warga. Di Baduy Dalam ini tidak ada listrik, sehingga alat penerangan menggunakan obor dan sudah mulai ada senter beberapa tahun terakhir ini.
Biasanya para pengunjung membawa bahan makanan sendiri untuk dikonsumsi di sana agar tidak merepotkan warga di sana dan makanan tambahan untuk diberikan kepada warga sebagai tanda terima kasih telah memberikan tumpangan.
Mandi pun masih di sungai dan tanpa menggunakan bahan kimia seperti sabun dan shampoo, tujuannya agar tidak mencemari lingkungan.
Trus apalagi yang ada di Baduy Dalam?
Masih banyak, kalian bisa ke sana sendiri buat cari tau ya, haha.

Setelah menginap semalam, rombongan langsung bersiap pulang dengan jalan kaki (lagi) dengan jalur yang berbeda dengan jalur kedatangan. Salah satu yang terkenal di jalur pulang ini adalah landmark Jembatan Akar Baduy.

Jembatan Akar
Setelah sampai di pos penjemputan elf, rombongan gantian mandi terlebih dahulu sebelum meneruskan perjalanan ke Ciboleger dan Rangkasbitung. Salah satu hal unik yang saya dan teman-teman alami adalah walaupun di rumah yang sudah cukup modern tapi kamar mandinya ga pakai pintu, kebayang ga gimana cara kami mandi? hahaha.
Dari Rangkasbitung kami naik kereta tujuan Angke dengan tarif tiket Rp 2.000, istimewa ya? Padahal itu jauhnya alaihim.
Terima kasih Baduy atas sambutannya, terima kasih juga pada panitia open tripnya. See you next trip! 😀
@ariffsetiawan

→ 1263 readers

Related

Indonesia Travel BackpackerBaduyBaduy DalamBantenTrip

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (6)

  1. Iyos Kusuma says:
    January 31, 2016 at 10:42 pm

    Jembatan akarnya juara! Keren!

    Nampak menyenangkan ya suasana di sana. Nikmatin teh panas sambil ngobrol-ngobrol sama warga setempat. Apalagi kalo sambil ditawarin ubi rebus ?

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      February 2, 2016 at 10:03 pm

      iya mas, monggo kalo mau nyoba

      Reply
  2. Agung ys says:
    May 29, 2016 at 10:43 am

    Mas untuk transportasinya bagaimana? Dari stasiun rangkas bitung kemana lagi..

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      May 29, 2016 at 2:04 pm

      naik elf yg biasanya ngetem di deket stasiun Rangkasbitung, ke Ciboleger, pintu gerbang Baduy

      Reply
  3. helmi yanti says:
    June 8, 2016 at 7:28 pm

    maas…blh mnta contact person yg bisa di hubungi?
    makasi

    Reply
    1. Arif Setiawan says:
      June 9, 2016 at 12:03 am

      waktu itu saya dan teman2 join open tripnya DKK Travel mbak

      https://www.facebook.com/DolanKaroKonco

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Laguna Pantai Glagah Kulon Progo Yogyakarta
  • Ayam Goreng Bu Hartin Sejak 1978
  • Nasi Liwet Bu Parmi Solo Sejak 1989
  • Sate Subali Batang Sejak 1971
  • Game Development Life Cycle
  • Undur-Undur Laut Pantai Selatan
  • Danau Beratan Bedugul Bali
  • Ubudian Life
  • Ayam Goreng Bu Tini Sejak 1967
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987

Recent Posts

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali
  • Mengenal Jenis-Jenis Server: Mana yang Cocok untuk Website Anda?

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025
  • Lacamera Coffee Bandung: Tempat Nongkrong Asyik dengan Kopi BerkualitasJanuary 1, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer