Berkeliling Kota Vang Vieng Arif Setiawan, June 14, 2017May 4, 2020 Berkeliling Vang Vieng adalah salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan. Setelah cukup lelah berwisata alam seharian di Vang Vieng ini, sore hari hingga malamnya kami tidak ingin menyia-nyiakan selagi masih ada di kota yang memang dikonsep tourist friendly oleh pemerintah Lao PDR. Vang Vieng yang sekarang bukan lagi Vang Vieng yang dulu. Kota yang tadinya dikenal sebagai the most ridiculous party scene on Earth kini merupakan kota yang pariwisatanya lebih ramah lingkungan dan kondisinya lebih baik. Dulu Vang Vieng adalah surganya backpacker. Selain harga yang murah untuk party, kurang adanya regulasi dari pemerintah yang mengatur tentang pariwisata setempat juga mendukung backpacker di berbagai belahan dunia berbondong-bondong berkunjung ke kota ini. Efek sampingnya banyak sekali bermunculan hotel, restoran, dan bar baik di setiap sudut kota maupun di sepanjang Sungai Nam Song. “It’s just destroying the town and we are losing our culture. The noise, the people naked, alcohol, people vomiting all over the place, sex. It was totally and utterly unregulated tourism.” “Surga Dunia” banget. Peringatan di sudut kota Vang Vieng Kini setelah ada regulasi dari pemerintah sudah jadi lebih tenang dan damai. Meskipun jadi lebih sedikit turis yang datang dan secara otomatis pendapatan masyarakat dari pariwisata pun ikut menurun. *** Sore itu kami berjalan beberapa blok dari hostel tempat kami menginap dan menemukan warung makan yang kami anggap cocok di selera kami dan semoga halal, hahaha. Salah satu temple di pusat Kota Vang Vieng Tipikal warung di Vang Vieng Pilihan saya jatuh pada noodle soup dan lao coffee Malam harinya kami sempatkan untuk mampir di cafe yang ada hammock, live music, mbak-mbak nari pake holahoop dan turis-turis yang chill di sekitar api unggun. Menikmati hidup banget sambil pesen… Mineral Lao! Wakakakak, ngirit bos. Banyak cafe unyu macem ini Chill di hammock Chill di deket api unggun Balik-balik masih pada party pake lagu Justin Bieber :)) *** Pagi harinya kami hanya akan jalan-jalan bentar berkeliling kota karena kami harus berpindah ke kota selanjutnya di siang hari, yaitu Luang Prabang. Dan ternyata emang Kota Vang Vieng ini lebih mirip semacam ibukota kecamatan gitulah kalau di Indonesia kali ya, cuma udah lumayan banyak guest house dan tempat makannya, heheu. Salah satu penampakan agen wisata RSUD Vang Vieng SD Negeri Vang Vieng Institut Teknologi Vang Vieng Asrama Putri ITV Tipikal cewek-cewek di Vang Vieng : pake gaya rambut cepol Beerlao anywhere GEMES BANGET GA SI PENGEN NYIRAM DEBU-DEBUNYA?? HAHAHA. *** Siang harinya setelah packing, kami sempatkan untuk makan siang sembari menunggu van yang akan mengantarkan kami dari Vang Vieng ke Luang Prabang. Karena perjalanan bakal ditempuh selama 5-6 jam perjalanan, itu pun setelah menggunakan jalur baru. Jika menggunakan jalur lama katanya bisa sampai 7 jam. Last day in Vang Vieng Tipikal jalanan Vang Vieng Makan + leyeh-leyeh dulu Sambil makan disuguhi pemandangan kece perbukitan karst yg khas Setelah menunggu beberapa saat akhirnya van yang akan kami tumpangi pun datang. Dan bertolaklah kami ke Luang Prabang bersama dengan mbak-mbak bule, wkwk. Pit stop to Luang Prabang Sampai jumpa di Luang Prabang! → 268 readers Related Laos Travel BackpackerBeerlaoEcole Elementaire De Vang ViengHopital De Vang ViengLaosLuang PrabangTechnical College of Vientiane ProvinceVang Vieng
Setelah baca ini, yg aku harepin, moga gampang nemuin hotel tempat aku nginep, dan semoga ga kena radang tenggorokan parah lagi kyk waktu di kamboja, gara2 berdebu parah gini wkwkwkwk.. Duuh liat debunya, aku lgs megangin muka.. Setebel ama ntr kalo diusap pake kapas dan pembersih hahahahah :p Reply