Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Nol Kilometer Medan

Arif Setiawan, June 29, 2019October 20, 2020

Nol Kilometer Medan sedikit unik karena lokasinya sekarang sudah menjadi bagian salah satu hotel di sana.

Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura pada tahun 1590, tepatnya 1 Juli 1590 yang sekarang menjadi hari jadi Kota Medan.

Pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Medan mulai ditemukan oleh bangsa Eropa sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kota dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur.

Kini Medan sudah menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kualanamu.

Titik Nol Kilometer

Titik nol kilometer Kota Medan sendiri ada di depan sebuah lapangan yang ada tepat di jantung kota, yaitu Lapangan Merdeka.

Titik Nol Kilometer Medan

Yang sering disebut sebagai titik nol kilometer adalah gedung Balai Kota Lama dengan cat putih yang sekarang menjadi bagian Grand Aston City Hall Hotel. Bangunan Balai Kota Lama ini sudah ada sejak tahun 1908. Bangunan ini berbentuk kubus dengan dua kutub dan jendela besar dengan desain oleh arsitek Hulswit & Fermont. Sedangkan bel atau jam pada kubahnya merupakan hadiah dari Tjong A Fie. Kemudian diperbarui pada tahun 1923 oleh Eduard Cuypers.

Sayangnya saya saat itu tidak terlalu ngeh bahwa lokasinya ada di dalam kawasan hotel, jadi fotonya kurang proper. Yang sempat saya foto adalah area lampu merah ini saja. Ya lumayan kelihatan sedikit lah itu bangunannya, haha.


Di sekitar area ini sudah sangat nyaman untuk pejalan kaki. Dengan berjalan kaki dari sini kita sudah bisa menemukan beberapa hal menarik dari kota ini.

Yang pertama adalah perempatan dengan bangunan yang sangat ikonik dan bernuansa Belanda sekali. Sekarang bangunan ini digunakan sebagai kantor PP London Sumatra Indonesia. Kurang tau soal asal-usulnya. Mungkin ada yang tau?

Balai Kota Medan

Yang kedua adalah Balai Kota Medan. Bangunan ini lokasinya tak jauh dari kawasan titik nol kilometer di bangunan Balai Kota lama tadi. Dan saya baru sadar jika Kota Medan ini sangat identik dengan warna hijau kuning.

Tugu Guru Patimpus

Yang ketiga adalah Tugu Guru Patimpus. Berjalan sekitar 600 meter dari titik nol kilometer menelusuri Jalan Kapten Maulana Lubis kita bisa menemukan Tugu Guru Patimpus ini.

Guru Patimpus Sembiring Pelawi adalah pendiri Kota Medan, yang diambil dari Kata Madan yang artinya “Sembuh” dalam bahasa Karo. Beliau lahir di Aji Jahe, hidup sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17.

Sebelum Guru Patimpus memeluk agama Islam, beliau adalah seorang yang mempunyai kepercayaan Pemena. Beliau menikah dengan seorang putri Raja Pulo Brayan dan mempunyai dua anak lelaki, masing-masing bernama Kolok dan Kecik. Setelah menikah, bersama dengan istrinya membuka kawasan hutan antara Sungai Deli dan Sungai Babura yang kemudian menjadi Kampung Medan. Tanggal kejadian ini biasanya disebut sebagai 1 Juli 1590, yang kini diperingati sebagai hari jadi kota Medan.


Mungkin itu sedikit cerita dari kunjungan ke Titik Nol Kilometer Medan, bagi yang berkesempatan ke sana jangan lupa untuk mencoba pengalaman kuliner, karena makanannya enak-enak banget.

Selamat Berkunjung! 😀


→ 407 readers

Related

Indonesia Travel Guru PatimpusMedanNol KilometerSumatera Utara

Post navigation

Previous post
Next post

Comment

  1. Pingback: Soto Sinar Pagi Medan Sejak 1962 — Arif Setiawan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Sop Empal Bu Haryoko Muntilan Sejak 1940
  • Bakmi Jowo DU 67 Bandung
  • Istana Maimun Medan Sejak 1891
  • Soto Esto Salatiga Sejak 1953
  • Pendakian Gunung Sindoro 3153 MDPL
  • Ayam Goreng Bu Tini Sejak 1967
  • Danau Ciharus, Ranu Kumbolonya Jawa Barat
  • Ayam Goreng Bu Hartin Sejak 1978
  • Pantai Pandawa Bali
  • Rumah Makan Adem Ayem Solo Sejak 1969

Recent Posts

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di Klaten
  • Semesta Resto Borobudur
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan Yogyakarta
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta Bunga

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di KlatenSeptember 28, 2025
  • Semesta Resto BorobudurSeptember 27, 2025
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan YogyakartaAugust 21, 2025
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta BungaAugust 19, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...