Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Ronde Titoni Malang Sejak 1948

Arif Setiawan, August 12, 2018January 3, 2022

Karena lama tidak bertemu dan masih ingin melanjutkan ngobrol sana-sini, sedangkan Noch Coffee hanya buka sampai jam 22.00, kami pun harus mencari alternatif tempat buat ngobrol yang tutupnya lebih malam lagi. 

Akhirnya kami memutuskan untuk lanjut ke kedai wedang ronde yang legendaris dan selalu rame di Malang, yaitu Ronde Titoni. Yang konon sudah ada sejak tahun 1948. Wah, paling demen saya kalau ada kuliner yang since begini, heheu.

Ronde Titoni

Sejarah Ronde Titoni

Usaha wedang ronde yang sudah ada sejak tahun 1948 ini awalnya bukanlah kedai, tetapi dijual keliling oleh Alm. Abdul Hadi dengan cara dipikul. Dan karena sering berjualannya di daerah Titoni makanya disebut sebagai Ronde Titoni. 

Ronde Titoni masih mempertahankan resep warisan

Dan meskipun sekarang sudah berpindah ke daerah Jalan Zaenal Arifin, Malang namanya tidak diubah, begitu pula resepnya. Penerusnya Pak Sugeng merupakan anak dari pemilik aslinya tetap mempertahankan resep warisan dari tahun 40-an itu. 

Selalu Ramai

Tak heran saya jika memang kedai wedang ronde seperti ini selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung, terutama di malam hari. Ya tidak lain karena suasana Kota Malang yang cukup dingin menambah nikmat tersendiri jika kita menyantap kudapan yang hangat dan berkuah seperti wedang ronde ini.

Ronde Titoni yang selalu ramai

Menu Ronde Titoni

Menu Ronde Titoni

Menu utama yang disuguhkan di sini dan sudah menjadi favorit dari banyak orang adalah Wedang Ronde. Wedang yang bahan utamanya terbuat dari tepung beras dibentuk bulat-bulat dan diisi dengan gula.

Wedang Ronde sendiri dipisahkan menjadi ronde kering atau ronde basah. Ronde kering disajikan dengan cara ditabur/dilumuri dengan bubuk kacang sedangkan ronde basah disajikan dengan menggunakan kuah. Keduanya menghasilkan citarasa yang berbeda meskipun bahan utamanya sama.

Selain ronde, ada juga menu lain yang menjadi patut dicoba, yaitu Angsle. Wedang khas Jawa Timur yang mirip dengan kolak. Dengan bahan yang paling menonjol adalah ketan, kolang-kaling, potongan roti dan mutiara.

Karena penasaran, tak ragu saya untuk mencoba ketiganya, dengan pertimbangan harga yang sangat murah pula, wkwkwk.

Dan ternyata memang nikmat sekali …

Tidak salah jika bisa bertahan dari tahun 40-an.

Temen nongkrong di Malang : David, Fajar, Ratri

Sangat direkomendasikan untuk dicoba bagi kalian yang sedang di Malang dan ingin cari tempat nongkrong yang menyediakan minuman hangat + enak + murah dan buka sampai tengah malam.


Harga

Harga menu di sini bervariasi mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 10.000

Lokasi

Jalan Zainul Arifin No.17, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

Jam Buka

Kedai ini buka setiap hari dari jam 18.00 – 00.00.


→ 1267 readers

Related

#kulinersince Culinary AngsleJawa TimurMalangRondeRonde Titoni

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (2)

  1. SARIF HIDAYAT says:
    September 19, 2018 at 2:37 pm

    woww menggoda tenan

    Reply
  2. Nusatrans Travel says:
    March 9, 2023 at 8:03 am

    Artikel yang sangat menarik, kunjungi trevel, tujuan Surabaya Bondowoso 175 via tol unutk menemani perjalanan terbaik Anda.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Soto Podjok Kediri Sejak 1926
  • Danau Beratan Bedugul Bali
  • Warung Makan Purnama Muntilan Sejak 1965
  • Game Development Life Cycle
  • Soto Betawi Haji Ma’ruf Sejak 1940
  • Sate Subali Batang Sejak 1971
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Virgin Beach Karangasem Bali
  • Ronde Titoni Malang Sejak 1948
  • Gudeg Sagan Jogja

Recent Posts

  • Rumah Makan Padang Djawa Magelang
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Rumah Makan Padang Djawa MagelangJune 14, 2025
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...