Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Sate Kerang Rahmat Medan Sejak 1957

Arif Setiawan, July 9, 2019January 3, 2022

Sesuai dengan merk-nya, nama pemilik dari warung Sate Kerang Rahmat adalah Rahmat. Lengkapnya Rahmat Effendi. Beliaulah yang meneruskan usaha dari ibunya (Almh) Turkiah yang sudah menjajakan sate kerang sejak tahun 1957 silam.

Dulunya kemasannya sangat sederhana dan hanya dijual di sekitar kediamannya saja. Namun, setelah dilanjutkan oleh Rahmat, usaha sate kerang ini langsung melejit, bahkan kini sudah menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Medan dan sudah dikirim ke berbagai penjuru Indonesia maupun ke luar negeri.

Di bulan September 2018 lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu warung legendaris ini yang ada di Jalan Kruing No.3D, Sekip, Kec. Medan Petisah, Kota Medan. Dekat dengan kawasan oleh-oleh lain khas Medan seperti Bolu Meranti.

Lokasinya memang tidak seperti penjual sate yang ada tempat untuk membakar kerangnya. Lebih mirip toko kelontong, karena di sini ternyata juga menjual berbagai barang lain khas Medan.

Pertama kali mencoba, nikmat sekali rasanya. Mirip seperti bumbu rendang tapi lebih tajam aroma rempahnya.

Kenapa bisa enak? Konon bahan baku kerang yang dipakai di sini hanyalah kerang bulu yang berkualitas dan tanpa pasir yang seringkali mengganggu citarasa sate.

Ini saya langsung nyoba sebagai camilan dan ga bisa berhenti, haha. Akan lebih nikmat lagi jika dipadukan dengan nasi hangat. Sempat menyesal karena cuma membeli 10 tusuk.

Sate Kerang Rahmat di berbagai media cetak

Usaha sate kerang ini termasuk salah satu usaha yang inovatif dan inspiratif. Karena tadinya dari makanan yang tidak tahan lama, dengan kecerdikannya Rahmat melakukan modifikasi dengan mengemas satenya dengan kotak dan melapisi kerangnya dengan alumunium foil + daun pisang untuk menjaga aroma. Tujuannya agar bumbu tidak merembes ke luar kotak dan membuat kotor serta aman dibawa atau dikirim ke lokasi yang jauh. Kini sudah bisa bertahan selama 12 jam, sehingga bisa dikirim ke berbagai penjuru daerah.

Berkat inovasinya itu Sate Kerang Rahmat sudah sering diliput di berbagai media cetak. Sate kerang yang tadinya hanya jajanan kampung kini sudah menjadi salah satu ikon oleh-oleh Kota Medan. Luar biasa ya.


Untuk masalah harga jangan khawatir, karena tidak terlalu mahal. Satu tusuk sate yang berisi 3 hingga 4 kerang harganya Rp 5.000. Satu porsi biasanya bisa berisi 10 tusuk atau 20-25 tusuk jika dijadikan oleh-oleh. Terdapat berbagai rasa yang ditawarkan, yaitu manis pedas, pedas dan original.


Bagi kalian yang berkunjung ke Medan tentu saja wajib mencoba panganan ini. Namun, sayang sekali di bulan April 2019 terdapat kabar duka yang menimpa warung ini.

Termasuk Pak Rahmat pemilik warung ini pun menjadi korban yang meninggal dunia seminggu setelah kejadian ledakan gas di ruko yang mereka tempati.

Sampai sekarang belum tau kabar terakhir dari warung sate kerang ini. Mungkin teman-teman yang tinggal di Medan lebih tau? Bisa ditulis di bagian komentar ya. Terima kasih.


Harga

Harga menu di sini adalah Rp 5.000 per tusuk.

Lokasi

Jl. Kruing No.3D, Sekip, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20154

Jam Buka

Saat artikel ini ditulis status dari toko yang ada di Jalan Kruing sudah ditutup secara permanen. Namun, seingat saya warungnya masih buka hingga agak malam. Saya sendiri ke sana sekitar jam 8 malam.


→ 2487 readers

Related

#kulinersince Culinary MedanSateSate KerangSate Kerang RahmatSumatera Utara

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Soto Kopi Ngrajek Magelang, Wisata Kuliner Murah di Tengah Kolam Ikan
  • Toko Roti Mandarijn Orion Sejak 1932
  • Gudeg Bu Tjitro Sejak 1925
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Pasar Klithikan Pakuncen Jogja
  • Susu Segar Shi Jack Solo Sejak 1986
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Warung Makan Bu Darmo Muntilan Sejak 1920
  • Soto Triwindu Solo Sejak 1939

Recent Posts

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali
  • Mengenal Jenis-Jenis Server: Mana yang Cocok untuk Website Anda?
  • Cloud VPS vs Managed VPS: Mana yang Lebih Cocok untuk Bisnis Anda?

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025
  • Lacamera Coffee Bandung: Tempat Nongkrong Asyik dengan Kopi BerkualitasJanuary 1, 2025
  • Mih Kocok Bandung Mang Dadeng Sejak 1953December 28, 2024

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...