Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Menjejakkan Kaki di Gunung Kidul Part 2

Arif Setiawan, March 12, 2013June 30, 2017
Ini postingan juga udah terlalu lama bersemayam di draft, hehe. Harusnya si lanjutan dari postingan Gunung Kidul sebelumnya. Tapi gapapa, lanjutkan saja :D.
Hari Kedua Gunung Kidul Trip
Pagi itu dimulai dengan sarapan gudeg di pinggir jalan Malioboro yang bisa dikatakan ga murah + teh panas yang belum bisa diminum sesegera mungkin (padahal pengene gek ndang medang). Setelah itu, dilanjutkan  naik Trans Jogja dari Malioboro, menyusuri Pojok Beteng Kulon dan Wetan hingga sampai di Giwangan. Di sana, sudah berjajar bus-bus kecil yang siap berangkat mengantarkan penumpang ke berbagai daerah, termasuk ke Wonosari.
Setelah nge-time bentar, bus langsung berangkat menuju Wonosari. Di sisi lain sudah ada rombongan teman dari Bandung yang lainnya, yang sudah menunggu dan sampai terlebih dahulu di sana. ( +ian agustiawan , +Riezan Syauqi Fanhas , +Yudhi Nugroho Adi , +Adi Ferdian , +setiyo wdt , +zulfah trimiarsih , +ika ari ). Perjalanan sekitar hampir 2 jam, kami tiba di Wonosari dan sudah disambut teman-teman dan angkot sewaan :9. Memang nyewa angkot adalah pilihan terbaik jika ingin jalan-jalan di Gunung Kidul, terutama jika temennya banyak.
Setelah berbenah dan bersiap, kami langsung menuju pantai! Ya, apalagi yang kami cari selain tempat yang pasti awesome seperti itu dengan jauh-jauh meninggalkan Bandung :D. Ada beberapa pantai yang bakal kami kunjungi. Menuju pantai pertama, kami sempat mampir untuk membeli cream soup dan mencari pisau. Selain itu, juga ada tragedi tas carrier saya jatuh dari atas angkot, power bank baru saya ikut jatuh dan tidak bisa digunakan seketika (._.). Skip, cerita sedihnya.
Pantai pertama adalah Pantai Ngobaran. Pantai yang khas dengan pura ini ternyata ada 2 spot bagus, di bawah deket pura dan di atas bukit.

 

@yudhiadi, @ikaariw_, @ariffsetiawan, @riezan_, @vazulfah

 

Pantai Ngobaran
Pantai kedua adalah Pantai Drini. Pantainya sepi, tapi banyak nelayannya di sini, niatnya pengen beli ikan buat makan malam, tapi ternyata lagi ga musim ikan. Di sini, sampai ga ada foto-foto gegara anak-anaknya sibuk. Sibuk beli ikan, pesen makan dan sholat dulu. Mungkin juga udah mulai dleweran keringet karena lumayan panas.

Pantai ketiga adalah Pantai Siung. Pantai yang banyak lumutnya dan cukup luas tempatnya buat bermain dan belajar, haha. Salah satu spot yang bagus buat foto ternyata adalah spot yang diklaim berbahaya, terbukti ketika kami ke sana, ada lifeguard yang memarahi melarang buat berlama-lama di sana. Satu hal lucu untuk menuju pantai ini adalah angkotnya sampai ga kuat buat nanjak, alhasil salah satu dan salah banyak dari kami harus turun dari angkot.
Panorama Pantai Siung

 

Cover Album Siung

 

Menuju Tempat Bermain
Pantai keempat adalah Pantai Indrayanti. Di sinilah titik perpisahan kami dengan si bapak angkot, karena sudah mulai sore juga. Kami harus segera berjalan kaki dan mencari tempat buat camp. Pantai ini termasuk sudah rame karena sudah seperti tempat wisata dan banyak banget pedagang, tempat parkir dan mobil-mobil yang ada di sana. Kami berjalan menyusuri pantai sambil dilihat orang, mungkin karena kami membawa barang segede gaban semua 😀
Panorama Pantai Indrayanti
Menyusuri Pantai
Setelah menyusuri beberapa pantai dengan berjalan kaki (lupa pantai apa aja), akhirnya kami sampai ke tempat yang kira-kira cocok buat camping. Awalnya tidak tahu nama pantainya, dan ternyata pantai ini adalah Pantai Goa Watu Lawang (ish, ra terkenal babar blas).
Panorama Pantai Goa Watu Lawang
Sunset
Setelah istirahat sejenak, kami langsung mendirikan tenda. Ya, tapi ga semudah yang diperkirakan, kami harus berpindah tempat dua kali karena pertimbangan air pasang, sedangkan hari sudah mulai gelap. Tapi akhirnya bisa juga, walaupun jadinya agak ngasal. Malamnya, kami habiskan untuk memasak, makan seadanya, ngobrol ngalor-ngidul, main uno, nyanyi-nyanyi, dst. Sambil ditemani suara ombak yang tak pernah lelah. Mungkin bagian mandi pakai air kolam ikan ga usah diceritain kali ya (lha ini apa, hahaha).
Hari Ketiga Gunung Kidul Trip
Paginya, beberapa beraktivitas masing-masing. Ada yang main ke pantai, foto-foto, bermalas-malasan di deket tenda, bantu ibu-ibu nyari, hmm.. (nyari apa si? ga tau malah saya). Saya? Nyiapin kompor buat sarapan cream soup :)). Jarang-jaranglah bangun pagi di pantai, dan selanjutnya sarapan dengan nikmatnya, mungkin pagi ini adalah salah satu best moment dalam perjalanan ini. Udara yang segar bisa sedikit menjadi selingan paru-paru anak Bandung ini.
Sunrise
@ariffsetiawan, @yudhiadi, @kungfuhugo, @adiferd
nah, ini nyari apa si?
Setelah puas bermain di pagi hari, kami beberes dan kembali menuju Pantai Indrayanti untuk sarapan dan mandi sambil menunggu jemputan si bapak angkot.
Kami langsung menuju ke tujuan berikutnya, yaitu Goa Kalisuci, buat cave tubing. Perjalanan berjalan lancar, apalagi angkotnya langsung di service dulu katanya, haha. Walaupun jalanan ke tempat ini masih tergolong jelek, dan tempat eisatanya juga masih dalam tahap akan dibangun. Berhubung hari jumat, kami jumatan dulu di masjid terdekat. Setelah itu barulah kami bersiap untuk menyusuri goa.
Salah satu hal menarik dari Goa Kalisuci adalah di akhir jalurnya kami harus naik tangga yang lumayan terjal, panjang dan licin, apalagi musim hujan waktu itu. Selain itu, dapet mie rebus + teh manis refill juga :D.
Satu keberuntungan di hari itu adalah kami dapat tempat menginap di rumah yang baru jadi, tetangga dari bapak supir angkot. Ini juga mungkin best moment perjalanan ini. Jadinya kami bisa istirahat dengan nyaman. Sampai di rumah itu, beberapa dari langsung terkapar, mungkin emang kecapekan gara-gara main air dan jalan kaki di hari sebelumnya. Untungnya cewek-cewek masih bertahan dan masih sempet bikin spaghetti buat makan malem. Thx berat yg ini ya.
Hari Keempat Gunung Kidul Trip

Hari terakhir dan berarti kami harus berpisah dengan kota Wonosari dan sekitarnya. Pagi hari kami awali dengan sarapan mie goreng, dilanjutkan antri mandi (pake acara ada air mati), dan beberes barang-barang buat balik ke Bandung. Dilanjutkan dengan makan padang di deket bunderan Wonosari dan langsung menuju Jogja dengan angkot carteran tadi. Sampai di Jogja, mampir dulu di toko bakpia, dan menuju Stasiun Lempuyangan untuk naik kereta Pasundan siang tujuan akhir Kiaracondong.

Wonosari
Stasiun Lempuyangan
Jam 12 tepat kereta bertolak dari Lempuyangan. 9 jam kemudian sudah sampai di Kiaracondong, tapi perjalanan tidak berlalu begitu saja. Karena kami bertemu dengan bencong di kereta, damn! :)))
Selain itu, juga sambil main uno selama perjalanan, seperti ini hasilnya, hahaha.
Tidak selesai sampai disitu, di Kiaracondong kami masih harus mencari carteran angkot buat kembali ke Dayeuhkolot. Tapi alhamdulillah akhirnya dapet, kalo ga salah dalam kondisi hujan waktu itu dan kami sampai di kosan masing-masing sekitar tengah malam.
Mungkin seperti itu rangkuman lanjutan perjalanan ke Gunung Kidul bersama teman-teman seperjuangan. Pokoknya perjalanan seperti ini ga bakal bisa dilupakan, dan mungkin hanya akan terjadi seumur hidup sekali. Terima kasih banyak teman. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.
Satu kalimat dari Helen Keller yang saya suka untuk menutup postingan kali ini.

So long as the memory of certain beloved friends lives in my heart, I shall say that life is good.

@ariffsetiawan

→ 248 readers

Related

Indonesia Travel Goa KalisuciGunung KidulPantaiPantai DriniPantai Goa Watu LawangPantai IndrayantiPantai NgobaranPantai SiungTripWonosariYogyakarta

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Kampung Ulam Ngrajek Magelang
  • Game Development Life Cycle
  • Kepiting Gemes Pak Mamo Pemalang Sejak 1989
  • Pendakian Gunung Manglayang 1818 MDPL
  • Soto Kopi Ngrajek Magelang, Wisata Kuliner Murah di Tengah Kolam Ikan
  • Pantai Pandawa Bali
  • Lokawisata Baturraden Sejak 1928
  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Custom Watchface Amazfit Bip
  • Kupat Tahu "Pelopor" Magelang Sejak 1965

Recent Posts

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali
  • Mengenal Jenis-Jenis Server: Mana yang Cocok untuk Website Anda?

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025
  • Lacamera Coffee Bandung: Tempat Nongkrong Asyik dengan Kopi BerkualitasJanuary 1, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes