Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Tugas Akhir yang Bermuara di Perpustakaan

Arif Setiawan, May 17, 2015March 11, 2018

Tugas Akhir.

Dua kata yang biasanya selalu menjadi momok (terutama) bagi mahasiswa teknik. Ya, karena dua kata inilah yang sangat menentukan status kelulusan seorang mahasiswa.

Bagi kami di Teknik Informatika, salah satu bagian yang paling menjadi beban biasanya adalah ketika harus membuat aplikasi atau produk sesuai dengan Tugas Akhir kita, dan sebagian besar adalah coding, walaupun ada juga beberapa yang tidak. Setelah itu baru membuat laporan beserta dengan analisisnya.

Satu hal yang sering muncul dalam benak saya adalah di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia ini aplikasi atau produk-produk dari Tugas Akhir mahasiswa beserta dengan laporan ini biasanya hanya bermuara di perpustakaan kampus, itupun kadang pengorganisasian (indexing) nya kurang baik, sehingga bisa jadi tidak diketahui benar apa saja yang sudah menjadi penelitian atau tidak.

Nah, di perkuliahan saya semester ini (pernah saya singgung di postingan sebelumnya), ada satu dosen yang memberikan suatu sudut pandang lain tentang penelitian yang bisa dijadikan sebagai tugas akhir ini. Yaitu membuat produk yang bagus (robust) terlebih dahulu ketika kuliah, barulah ketika tingkat akhir melakukan penelitian scientific tentang salah satu aspek yang ada pada produk tersebut.

Masih abstrak ya?

Misalnya gini. Ketika kuliah selama satu semester kemarin, kami diharuskan membuat satu produk secara individu dan ketika akhir semester produk tersebut harus bisa digunakan/dipakai. Salah satu teman saya membuat game Dart. Game yang kayak gini.

Dart

Kontrolnya menggunakan Myo Armband. Di game ini dibutuhkan adjusment untuk jalur lemparan yang berbentuk kurva dalam bidang 3D, sehingga efek lemparan yang dirasakan oleh pengguna menjadi mendekati realistis. Nah, proses adjusment inilah yang bisa dijadikan sebagai penelitian baru untuk Tugas Akhir atau bahkan Thesis, karena bisa menggunakan algoritma yang sesuai dengan persoalan tersebut.

Dengan begini ketika Tugas Akhir maka mahasiswa tidak perlu bingung-bingung lagi tentang aplikasi atau produk yang harus dibuat ketika tingkat akhir. Yang saya amati dan rasakan selama ini adalah ketika tiba saat Tugas Akhir maka sebagian besar akan membuat produknya dari 0.

Untuk source code juga bisa diunggah ke repository kampus, sehingga lebih mempermudah untuk penelitian selanjutnya.Hal-hal seperti ini tentunya tidak akan bisa terwujud tanpa dukungan dari institusi dan dosen-dosen yang ada di institusi tersebut dan selama institusi pendidikan hanya mempunyai visi untuk mencetak mahasiswa dengan skill saja, belum pada level mencetak mahasiswa yang bisa membuat suatu produk yang nyata.

Itu salah satu hal yang ada di benak saya didukung dengan statement dari dosen di kelas, harapannya si perguruan-perguruan tinggi di Indonesia terutama yang mempunyai program studi Teknik Informatika dan atau sejenisnya bisa membuat produk kelas dunia yang benar-benar bisa dipakai dan bemanfaat. Karena jika saya lihat, sebenarnya penelitian-penelitian yang sudah ada sangatlah bagus-bagus untuk menjadi solusi berbagai permasalahan yang ada. Sayang banget kalau akhirnya cuma mengendap di perpustakaan.

→ 233 readers

Related

Random CollegeMahasiswaMyo ArmbandOpiniTugas Akhir

Post navigation

Previous post
Next post

Comment

  1. Pingback: Hands On Myo Armband — Arif Setiawan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Soto Triwindu Solo Sejak 1939
  • Stupa Restaurant Plataran Borobudur
  • Pengembangan Teknologi di Dunia Konveksi
  • Soto Kopi Ngrajek Magelang, Wisata Kuliner Murah di Tengah Kolam Ikan
  • Pendakian Gunung Manglayang 1818 MDPL
  • Sate Blotongan Salatiga Sejak 1979
  • Toko Roti Moro Seneng Muntilan Sejak 1967
  • Nasi Rames dan Sop Pak Miran Gombong Sejak 1980
  • Game Development Life Cycle
  • Kampung Ulam Ngrajek Magelang

Recent Posts

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi Wali
  • Mengenal Jenis-Jenis Server: Mana yang Cocok untuk Website Anda?

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,224 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025
  • Warung Kopi Purnama Bandung: Legenda yang Bertahan Sejak 1930January 4, 2025
  • Lacamera Coffee Bandung: Tempat Nongkrong Asyik dengan Kopi BerkualitasJanuary 1, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...