Redesign Aplikasi IndiHome Arif Setiawan, November 6, 2018April 27, 2020 Di bulan Februari 2018 kemarin, saya dan teman-teman (lebih tepatnya junior si, haha) membuat sebuah project kecil tentang aplikasi IndiHome, dalam rangka mencoba ikut salah satu kompetisi hackathon yang diadakan oleh PT Telkom Indonesia. Temanya adalah membuat produk yang memanfaatkan salah satu atau salah dua layanan yang dimiliki oleh Telkom Group. Karena saya sudah cukup lama berlangganan internet dari PT Telkom sejak jaman Speedy hingga kini IndiHome, jadi saya merasa lebih familiar untuk memberikan usulan inovasi produk untuk layanan itu. Papeda Papeda (Pembayaran Pelanggan Anda) Nama aplikasinya Papeda, singkatan dari Pembayaran Pelanggan Anda. Jujur saja selama saya menjadi pelanggan layanan internet dari salah satu BUMN ini ada beberapa hal yang masih menjadi keresahan saya pribadi dan saya rasa bisa ditingkatkan. Toh ada duitnya pasti, korporasi gitu lho, haha. Saat ini memang sudah ada aplikasi MyIndiHome, tapi ya gitu, isi feedbacknya masih jarang sekali yang bagus. Saya sendiri juga sudah mencoba tapi memang kurang membantu, terutama masalah pembayaran dan konsultasi teknis yang basic. Oleh karena itu, saya dan teman-teman jadi kepikiran buat redesign aplikasi MyIndiHome ini. Prosesnya menggunakan salah satu UX Design Process yang ada. Hipotesis Masalah Beberapa keresahan itu saya tuangkan dalam Hipotesis Masalah berikut. Hipotesis Masalah Kebanyakan masalah layanan pelanggan, ya memang saya sudut pandangnya sebagai pelanggan. Belum pernah berinteraksi secara B2B. Dari beberapa masalah itu ada yang setuju atau setuju banget dengan saya? wkwk Usulan Solusi Usulan Solusi API API yang digunakan Karena persyaratan yang ditentukan kami minimal harus menggunakan 2 API layanan dari Telkom Group dan boleh dikombinasikan dengan API eksternal, jadilah kami menggunakan beberapa API itu. Design Process Di tahapan design process inilah yang paling penting karena kita akan mengumpulkan masalah, user, dan tahapan solusi hingga mengkonversinya menjadi sebuah fitur di dalam satu aplikasi. Beberapa fitur yang kami anggap perlu ada di dalam aplikasi setelah melalui proses ini adalah : Bayar tagihan dengan finpay Berbagi tagihan dengan temanMudah chat dengan customer serviceLebih mudah dalam memasang baru, pindah, dan komplain dengan dukungan fitur lokasiListing promo yang bisa digunakan dengan telkom poin Prototype Setelah mengetahui apa saja fitur yang akan dibuat, tahap selanjutnya adalah membuat prototypenya. Kami menggunakan InVision, salah satu tool yang bisa digunakan untuk merancang desain produk secara kolaboratif. InVision Seperti itu penampakannya, sengaja pake ini memang mau nyobain tool baru. Biasanya menggunakan Zeplin atau Figma. Untuk akun yang gratis ternyata cuma bisa dipakai untuk 1 project saja. Ya lumayanlah, yang penting bisa kolaborasi langsung di situ antara Designer dan Developer. Dari asset yang sudah ada di InVision ini, frontend dan backend developer tinggal melakukan tahapan development selanjutnya (Design Database, System Architecture, Coding, dst). Tim Tim Papeda Nah, itu dia tim saya untuk mengerjakan redesign aplikasi IndiHome milik PT Telkom Indonesia. Sayangnya kami tidak memenangkan kompetisi itu. Ya ga masalah, lumayan bisa dijadikan salah satu portofolio. Gimana? Bisa dibandingkan dengan aplikasi yang ada sekarang ga? Kira-kira bakal lebih dibutuhkan yang mana? Yang mau diskusi masing-masing fiturnya bisa komentar di bagian komentar postingan ini ya. Terima Kasih. → 1036 readers Related Software Development HackathonIndihomeInVisionMobile ApplicationRedesignTelkom
Bong, gw baru liat istilah baru nih disini, hipster designer, tugasnya ngapain?apa bedanya sama front end developer. apakah si hipster designer ini sama aja dengan ux designer? Klo beda, bedanya apa? Tq Reply
iya sama kak kalo timnya kecil, tugasnya adalah membuat UI/UX design (biasanya pake Sketch) dan deliverablenya ke tools product yang bisa menjembatani komunikasi ke Developer (Zeplin, Figma, InVision) kalo timnya udah besar biasanya udah bisa dipisah antara UX Research dan UI Design sendiri sama Front End Developer beda, kalo FE Developer itu yang mengkonversi apa yang sudah didesain menjadi script di front end website (HTML, CSS, JS), karena pendekatan pembuatan web sekarang sudah lazim jika dipisah antara frontend dan backend Reply