Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Rawon Nguling Malang Sejak 1942

Arif Setiawan, October 16, 2019January 3, 2022

Berkunjung ke warung Rawon Nguling pastinya akan bicara juga soal rawon. Pasti sudah banyak yang tau bahwa makanan ini berasal dari daerah Jawa Timur. Penampakannya pun sangat khas, yaitu sup yang berisi dengan potongan daging, toge dan kuah hitam. Kuah hitam ini berasal dari kluwek yang menjadi campuran untuk bumbunya.

Hingga sekarang tidak ada yang tau secara pasti asal-usul yang jelas dari makanan rawon ini. Yang pasti makanan ini sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu kala, entah itu makanan rakyat atau makanan istana.

Di daerah Jawa Timur sendiri sudah ada kedai rawon yang cukup terkenal dan melegenda, salah satunya adalah yang disebut dengan Rawon Nguling. Rawon ini berasalah dari daerah Nguling di Pasuruan sejak tahun 1942. Dirintis oleh Mbah Lik, awalnya bernama Depot Lumayan dengan menu favorit adalah rawon. Namun, seiring berjalannya waktu malah lebih populer dengan sebutan Rawon Nguling.

Kini warung ini sudah tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Jakarta dan Malang. 

Warung Rawon Nguling

Saya sendiri sempat berkunjung ke warung ini yang ada di Malang. Warung yang ada di Malang sudah ada sejak tahun 1983, dirintis oleh Ibu Sri, salah satu adik dari Mbah Lik. Lokasinya ada di Jalan Zainul Arifin no 62 dan tidak pernah bergeser hingga sekarang. Uniknya gedung yang ditempati warung Rawon Nguling sekarang masuk dalam daftar cagar budaya Malang karena dulunya merupakan Gedung Kesenian Wijaya Kusuma. Sehingga jika berkunjung ke sini bakal terasa suasana klasiknya.

Seperti tempat-tempat legendaris lainnya, tentunya tempatnya tidak begitu besar, parkiran pun tidak tersedia banyak dan penuh dengan pengunjung. Sampai di sini tentu saja langsung memesan satu paket porsi rawon dipadukan dengan es jeruk nipis.

Menu yang disajikan bisa dipilih, pisah atau campur antara sepiring nasi, semangkuk rawon dan toge + sambalnya. Ditambah lagi menu tambahan lain seperti jeroan, perkedel dan tahu tempe.

Pertama merasakan emang langsung berasa segarnya. Konon rawon di sini memasaknya memang semalaman. Bukan diinapkan, kompor justru dibiarkan menyala terus-menerus dari pukul 15.00 hingga 24.00 dengan api besar. Mulai tengah malam hingga pukul 03.00, digunakan api sedang. Setelah itu, digunakan api kecil hingga pukul 05.00. Cara ini tidak pernah diubah dari dahulu, bedanya hanya di bagian kayu bakar dan kompor saja. Hal ini dilakukan agar mendapat kuah rawon lezat yang jadi ciri khas Nguling.

Di warung ini juga disediakan menu lain selain rawon, khas Jawa Timur tentunya, antara lain rawon tutup dengkul, rawon buntut, nasi gule kambing, lodeh pecel, nasi pecel, nasi lodeh, dan masih banyak lagi.


Untuk harganya masih tidak terlalu mahal meskipun sudah melegenda. Satu porsi nasi rawon di sini adalah Rp 35.000. Sangatlah setimpal dengan kenikmatan yang kita dapatkan. 


Bagi kalian yang belum pernah merasakan rawon atau sudah pernah bisa untuk perbandingan, sangat direkomendasikan untuk dicoba. Apalagi jika bisa berkunjung langsung ke daerah Nguling, Pasuruan. Jika tidak di daerah lain seperti Surabaya, Jakarta atau Malang ini juga bisa.


Harga

Harga menu rawon di sini adalah Rp 35.000.

Lokasi

Jl. Zainul Arifin No.62, Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119

Jam Buka

Rawon Nguling buka setiap hari pukul 07.00 – 15.30 WIB


→ 1483 readers

Related

#kulinersince Culinary Jawa TimurMalangPasuruanRawonRawon Nguling

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Soto Kopi Ngrajek Magelang, Wisata Kuliner Murah di Tengah Kolam Ikan
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan Yogyakarta
  • Game Development Life Cycle
  • Ayam Goreng Bu Tini Sejak 1967
  • Semesta Resto Borobudur
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Menikmati Karya Nyoman Nuarta di NuArt Gallery Bandung
  • Perjalanan Singapura dan Malaysia Part 2
  • Tumpeng Menoreh, Wisata Baru Andalan Akamsi Gelangprojo

Recent Posts

  • Uprus Coffee Borobudur
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996
  • Warung Lesehan Mbak Tin Purworejo
  • Perbedaan Domain .COM, .ID, dan .NET
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Uprus Coffee BorobudurNovember 14, 2025
  • Bakso Tjap Haji Bandung: Cita Rasa Legendaris Sejak Tahun 1996November 9, 2025
  • Warung Lesehan Mbak Tin PurworejoNovember 8, 2025
  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di KlatenSeptember 28, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...