Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku Sejak 1964

Arif Setiawan, April 12, 2020January 3, 2022

Bicara tentang wisata kuliner di sekitar Ubud memang tidak akan pernah ada habisnya. Sangat banyak sekali macam cita rasa yang bisa ditemukan. Tidak perlu heran karena memang kawasan ini merupakan daerah tujuan wisata yang sudah ada sejak lama. Salah satu yang wajib dicoba karena sudah melegenda adalah Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku. Warung makan ini sudah ada sejak tahun 1964. 

Awalnya Ibu Mangku berjualan nasi ayam dalam bentuk pedagang kaki lima di sekitar wilayah Kedewatan, Ubud. Yang akhirnya berhasil dan mendirikan rumah makan yang bisa ditemukan hingga sekarang di Jalan Raya Kedewatan No. 18, Kedewatan, Ubud.

Yang Unik dari Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku

Uniknya, menu yang ditawarkan di sini hanya satu saja yakni Nasi Ayam Kedewatan. Bisa memilih antara nasi campur atau nasi pisah. Jadi, kamu tidak akan repot memilih menu. Inilah yang mencirikan kuliner yang sudah melegenda, meski hanya satu menu, tetapi rasanya benar-benar membuat orang-orang ingin datang kembali. 

Dalam satu porsi menu nasi ayam berisi ayam suwir, ayam goreng kering, kacang goreng, urap sayur, telur pindang, sate lilit, ditambah sambal dan juga kulit ayam goreng yang menambah nikmat ketika disantap. Tentunya dengan bumbun khas Bali yang hampir selalu menghadirkan rasa dari kelapa dan kencur.

Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku (campur dan pisah)
Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku (campur dan pisah)

Ada satu cerita yang sedikit lucu ketika saya ingin berkunjung ke warung ini. Kala itu saya tidak terlalu menyadari jika kunjungan ke Bali bersamaan dengan hari raya Kuningan dan Galungan. Saya berkunjung ke sini sampai dua kali dan menemukan warung ini masih tutup. Tentu saja tutup karena yang punya dan pegawainya masih merayakan hari raya, bodohnya, haha.

Pada kunjungan ketiga, barulah saya menemukan warung ini sudah buka kembali dan tak sabar untuk segera menikmatinya.

Suasana di Warung Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku
Suasana di Warung Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku

Sampai di sini suasana belum terlalu ramai dan terlihat beberapa pengunjung masih mengenakan pakaian khas Bali menandakan bahwa hari itu masih dalam suasana hari raya.

Dari luar warung ini tampak kecil. Namun, bagian dalamnya lumayan luas. Terdapat beberapa balai tempat makan yang ada di bagian semacam halaman.

Bangunan khas Bali
Bangunan khas Bali

Bangunannya memiliki arsitektur khas rumah orang Bali dilengkapi dengan beberap pohon kamboja dan kolam ikan yang menghiasi sudut halaman, menciptakan kesan asri.

Suasana yang sangat nyaman, jika ditambah dengan semilir angin sambil menikmati hidangan dengan cita rasa pedas yang begitu khas. Tak hanya berasal dari cabai rawit, tapi juga paduan kunyit, kencur dan serai.

Untuk harga satu porsinya ada sedikit perbedaan, untuk nasi campur adalah Rp 30.000, sedangkan nasi pisah Rp 35.000 dengan porsi nasi yang lebih banyak.


Harga

Harga menu di warung ini mulai dari Rp 30.000.

Lokasi 

Jl. Raya Kedewatan No.18, Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571

Jam Buka

Warung ini buka setiap hari dari jam 08.00 – 18.00 WITA.


→ 750 readers

Related

#kulinersince Culinary BaliGianyarNasi Ayam Kedewatan Ibu MangkuNasi Campur BaliUbud

Post navigation

Previous post
Next post

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Danau Ciharus, Ranu Kumbolonya Jawa Barat
  • Pendakian Gunung Talang 2597 MDPL
  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Pempek Ny. Kamto Sejak 1984
  • Pecel Kawi Malang Asli Sejak 1975
  • Warung Pariboro Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta
  • Alun-Alun Purworejo Sejak 1830
  • Ekstens Coffee and Space Jogja: Lebih dari Sekadar Tempat Ngopi
  • Game Development Life Cycle

Recent Posts

  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah Persawahan
  • Rumah Makan Padang Djawa Magelang
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah PersawahanJuly 12, 2025
  • Rumah Makan Padang Djawa MagelangJune 14, 2025
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...