Sate Kambing Bu Hj. Bejo Sejak 1971 Arif Setiawan, December 16, 2023December 17, 2023 Sate Kambing Bu Hj Bejo adalah satu kuliner di Solo yang sudah melegenda, ditambah dengan branding salah satu makanan favorit dari Presiden Jokowi semakan mengangkat pamornya untuk menggaet pelanggan baru. Salah satu yang khas ketika berkunjung ke sini adalah adanya alunan suara merdu penyanyi dan permainan siter menemani pelanggan Sate Kambing Bu Hj Bejo. Meski dua sinden bernyanyi di area depan warung, suara mereka menggema hingga ke dalam ruangan. Memungkinkan wisatawan luar kota merasakan suasana khas Jawa. Sate Kambing Bu Bejo Konsep di sini termasuk yang open kitchen, karena area pengolahan sate dan gulenya ada di bagian depan warung. Pengunjung bisa melihat langsung bagaimana ratusan tusuk sate dipanggang, puluhan mangkuk tongseng dan tengkleng disajikan. Pelanggan pun tinggal memesan menu yang diinginkan. Variannya tentunya seputar olahan daging kambing, seperti sate, gule, tongseng dan tengkleng. Sate Kambing Bu Bejo – Open Kitchen Resep sate kambing dan olahan kambing lainnya adalah hasil karya orang tua Mamik, pengelola warung sekarang. Almarhum Bejo dan istrinya mulai menjajakan sate dengan pikulan di Solo. Pintu ke pintu, Bejo menawarkan sate buatannya dengan berjalan kaki yang dimulai pada tahun 1971. Bejo dan istrinya sempat berjualan di alun-alun. Warga bisa lesehan santai sambil menikmati hangatnya sate yang baru diangkat dari panggangan. Ketika Pak Bejo sudah meninggal, Bu Bejo sendiri yang melanjutkan usahanya dibantu anak-anaknya. Yang akhirnya memutuskan untuk melanjutkan usaha dengan bangunan restoran yang lebih permanen. Lokasinya berada di Jalan Sungai Sebakung atau dikenal dengan Lojiwetan. Tempat yang sama sampai saat ini digunakan. Jokowi merupakan pelanggan setia warung sate ini sejak masih menjabat wali kota Solo. Namun, setelah jadi presiden memang jarang. Jika ada kunjungan dari presiden, pasti didahului pemeriksaan dari Paspampres. Kalau rencana kunjungan sudah dipastikan, Mamik bakal mengosongkan satu blok meja tengah untuk Jokowi dan rombongannya. Semua menu disiapkan, meskipun Pak Jokowi sukanya sate buntel. Selain presiden, beberapa pesohor lain ada juga yang datang menikmati sate di sini. Tukul, almarhum Didi Kempot, hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Semua menu makanan di sini memiliki ciri khas yang mirip. Kaya rempah, ada sensasi pedas yang muncul setelah ditelan, dagingnya lembut saat dikonsumsi. Dan dari berbagai olahan kambing tersebut, warung ini biasanya menghabiskan 10 ekor kambing dalam sehari. Saya sendiri tak ragu untuk memesan sate kambing dan tengklengnya. Beuh, memang sangat gurih dan empuk. Ditambah dengan paduan kecap lombok gandaria yang menguasai pasaran kuliner plat AD. Pelayanannya terbilang cukup cepat, tak sampai 15 menit, menu-menu yang dipesan sudah sampai di meja pelanggan. Tak heran saya, karena warung yang selalu ramai begini pasti sudah terbiasa melayani pengunjung yang tiada henti sepanjang hari. Untuk lokasinya sendiri memang sedikit tricky, terutama untuk wisatawan yang datang dari luar Solo, karena di percabangan yang tidak ada petunjuk yang jelas. Tapi setelah ketemu, tempat parkirnya pun cukup panjang jadi ga perlu khawatir jika membawa keluarga ke sini. Masalah harga, bisa dibilang lumayan lebih tinggi dari yang lain menurut saya. Satu porsinya sekitar Rp 45.000 – Rp 60.000. Ya mungkin karena brandingnya sudah cukup kuat ya. Tapi worth lah untuk at least dicoba sekali seumur hidup, wkwk. Sate Kambing Bu Bejo – Harga Kini warung ini sudah ada 3 lokasi di kota Solo, tinggal dipilih saja, tetapi yang autentik ya yang di Jalan Sungai Sebakung ini. Selamat mencoba ya!
Terutama bagi para penyuka olahan daging kambing, wkwk. Harga Harga di warung ini mulai dari Rp 45.000 – 60.000. Lokasi Jl. Sungai Sebakung No.10, Kedung Lumbu, Kec. Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57119. Jam Buka Warung ini buka setiap hari dari jam 08.00 – 16.00 WIB. → 84 readers Related #kulinersince Culinary Didi KempotGanjar PranowoJawa TengahJoko WidodoJokowiSateSate Bu BejoSate KambingSoloSurakartaTukul