Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Karena Beli Sate Madura

Arif Setiawan, October 10, 2015April 28, 2020

Beberapa hari yang lalu saya dan Geng Myaband akhirnya kesampaian juga beli sate Madura yang tiap senja selalu terdengar di sekitar komplek Green Valley.

Te.. Sate…

Begitulah kata-kata yang dilantunkan dengan nada khasnya. Yang jual ibu-ibu asli dari Madura ternyata.

Waktu itu kebetulan saya dan Mira yang beli, dan karena iseng dan pengen tahu akhirnya kami sedikit tanya-tanya ke ibunya.

Dan yang bikin kami kaget seketika dan sedikit speechless adalah usia penjualnya baru 20 tahun, yang artinya beberapa tahun lebih muda dari kami. Sudah punya anak 1 umur 2 tahunan. Tinggal di daerah deket Padasuka. Tiap hari keliling naik turun bukit Jatihandap jualannya. Mulai dari siang hingga malam hari. Gantian sama suaminya yang orang Madura dan jualan sate juga, bedanya suaminya jualan dari pagi hingga siang hari untuk kemudian bergantian jagain anak mereka.

Mereka sudah bertahun-tahun di Bandung. Menikah ketika usia ibunya 15 tahun. Berhenti sekolah kelas 2 SMP langsung nikah dan merantau ke Bandung.

Kata ibunya, di daerahnya Bangkalan (salah satu bagian dari Madura) masih banyak banget yang seperti itu, nikah muda terus ikut merantau suami. Bahkan katanya ada yang di usianya udah punya anak lebih dari satu atau bahkan udah nikah beberapa kali. Masih ada juga yang nikahnya ga pake legal alias nikah ya tinggal nikah aja disaksikan tokoh setempat trus kalau mau cerai ya tinggal talak. Tapi katanya sekarang udah mendingan berkurang setelah adanya pergantian Kepala Desa di sana. Udah harus ngurus administtasi dan pake Penghulu.

Whaaattt?? Kami tambah melongo. Emejing.

Masih ada ya ternyata yang kayak gitu? Ini baru Madura lho yang notabene masih dekat dengan Pulau Jawa. Apa kabar daerah Indonesia yang lain?

Dari obrolan singkat sambil nemenin ibunya ngipas sate itu akhirnya kami sedikit ngobrol-ngobrol bahas kehidupan dan negara *ahzeeg*. Hingga sampai pada kesimpulan betapa pentingnya suatu pendidikan itu. Harusnya minimal ada anak-anak daerah yang bisa dijadikan role model bagi teman-temannya di desa untuk bisa lebih melek akan hal ini.

Gimana ya caranya? Lha itulah mungkin salah satu yang harus ikut dipikirkan bersama oleh kita dan sarjana-sarjana di Indonesia dan orang-orang yang diberi kesempatan dibiayai negara untuk mengenyam pendidikan tinggi di dalam maupun luar Indonesia.

Mau kontribusi apa kita?

Maaf bukan sedikit sok nasionalis, tapi agak sadar diri aja si.

*ditulis beberapa hari setelah makan 15 tusuk sate madura + 3 bungkus lontong keliling di Jatihandap, kapan-kapan kita beli lagi bu, satenya enak.

→ 421 readers

Related

Life BangkalanLifeMaduraMyabandSate Madura

Post navigation

Previous post
Next post

Comment

  1. Pingback: Wajib Mengajar ke Daerah — Arif Setiawan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Kepiting Gemes Pak Mamo Pemalang Sejak 1989
  • Danau Ciharus, Ranu Kumbolonya Jawa Barat
  • Rawon Nguling Malang Sejak 1942
  • Sop Empal Bu Haryoko Muntilan Sejak 1940
  • Ayam Goreng Bu Tini Sejak 1967
  • Danau Beratan Bedugul Bali
  • Ayam Goreng Tojoyo 3 Sejak 1983
  • Kok Tong Kopi Sejak 1925
  • Phuket Resto Borobudur: Menikmati Cita Rasa Thailand di Magelang
  • Toko Roti Mandarijn Orion Sejak 1932

Recent Posts

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di Klaten
  • Semesta Resto Borobudur
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan Yogyakarta
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta Bunga

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Bakso Urat Lor Patung Kuda Manahan Solo Sejak 1983October 5, 2025
  • Kedai Kopi Rukun, Pelopor Kopitiam di KlatenSeptember 28, 2025
  • Semesta Resto BorobudurSeptember 27, 2025
  • Racikan Kopi Ponti Lempuyangan YogyakartaAugust 21, 2025
  • Sakopi Magelang: Tempat Nongkrong Asik di Kota Sejuta BungaAugust 19, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes