Sejak dahulu kala hingga saat ini menghitung biaya pembuatan website atau sebuah perangkat lunak merupakan salah satu hal yang masih belum pasti dan debatable, ya karena memang nominalnya yang tidak pasti dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu dari segi kebutuhannya, teknologi yang digunakan, hingga tarif jasa tim yang mengerjakannya.

Dalam postingan ini saya khusus akan membahas bagaimana cara menghitung biaya pembuatan website yang saat ini sudah memasuki era modern web development. Era modern web development yang saya maksud di sini adalah mulai dikenalnya istilah front end, back end, API, dst. Yang mana dulu pembuatan website tidaklah dipisah menjadi bagian-bagian tersebut. Yang penting dibicarakan hanyalah masalah fitur dan tidak menaruh banyak perhatian pada arsitektur.

***

Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak termasuk website terdapat berbagai macam metodologi dan manajemen proyek yang bisa digunakan. Namun, dahulu sangatlah sedikit dan sudah menjadi sebuah paradigma.

Client : “Kalau saya ingin dibuatkan website seperti ini kira-kira harganya berapa ya?”.

Pertanyaan seperti itu dahulu terlihat sangatlah gampang untuk dijawab. Misalnya seperti :

Developer : “Untuk website seperti ini kira-kira 30 juta, untuk pengerjaan satu bulan, ditambah dengan biaya maintenance X juta untuk 6 bulan”.

Namun sekarang sudah lain cerita. Dunia pembuatan website sudah jauh lebih kompleks sehingga dalam menghitung biaya pembuatan website juga mengikuti. Jawaban seperti itu menurut saya hanya berlaku untuk website yang jenisnya seperti company profile, toko online sederhana dan personal website.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri sebagai web developer yang bisa dikatakan hampir setiap bulan mendapatkan penawaran untuk membuatkan website (ya, semua orang sekarang ingin dijadikan online semua, hehe), saat ini saya tidak berani untuk menjawab langsung seperti itu (dalam format biaya dan waktu yang pasti).

Saya lebih memilih untuk menggali informasi lebih jauh terlebih dahulu minimal diskusi sekitar setengah jam untuk kemudian menentukan prioritas kebutuhan yang diinginkan oleh client. Setelah ada list kebutuhan dan prioritasnya barulah saya bisa memetakan estimasi berapa lama bisa dikerjakan dan mau menggunakan tarif yang mana. Tujuannya agar mendapatkan harga yang lebih fair antara client dengan tim yang mengerjakan. Tidak mengedepankan tarif yang fix.

Design Sprint

Dahulu mungkin banyak dikenal metodologi seperti Waterfall atau Rapid Application Development (RAD), tetapi sekarang di lingkungan saya semakin banyak yang menyuarakan untuk menggunakan metodologi Agile Software Development.

Apa itu Agile? Wah, bisa lama lagi kalau dijelasin. Intinya pada Agile Software Development salah satu cirinya adalah lebih mengedepankan bekerjanya sebuah fungsi dibandingkan software mempunyai dokumentasi yang bagus.

Untuk mencapai hal itu harus ada yang namanya Design Sprint, yang berfungsi untuk memetakan task mana saja yang akan dikerjakan dan dideliver kepada client terlebih dahulu. Dalam satu sprint terdapat beberapa komponen, yang biasanya terdiri dari :

  1. Durasi : 1-2 minggu
  2. Sprint Planning Meeting di awal sprint : diskusi masalah arsitektur, data, asset, tim yang terlibat, dll
  3. Backlog Task : deskripsi fitur-fitur yang akan dibuat, acceptance criteria, dll
  4. Task Phase  : backlog, ready to develop, ready to test, ready to deploy to production, dll
Contoh Dokumen Komponen Sprint

Setelah terbentuk dokumen yang berisikan komponen sprint yang bisa dikerjakan, maka langkah selanjutnya adalah memberikan estimasi perkiraan kira-kira berapa jam suatu task akan selesai dikerjakan. Sehingga dapat dipetakan kira-kira project yang akan dikerjakan bisa selesai dalam waktu berapa sprint/minggu/bulan.

Pengisian estimasi ini dilakukan ketika SPM biasanya oleh Product Owner, Scrum Master, Designer, Developer, dll (sekali lagi ini tergantung besar timnya yang akan mengerjakan ya, fleksibel).

Setelah estimasi pengerjaan sudah ada maka langkah selanjutnya adalah menentukan tarif dari tim yang mengerjakan.

Perhitungan Biaya

Yang digunakan di sini biasanya adalah sistem man hours. Satu komponen tim akan diplot berapa jam setiap sprint? Biasanya menggunakan sistem 20H (part time) dan 40H (full time) yang mana ini juga fleksibel sesuai kesepakatan. Dan tarifnya bisa diklasifikasikan sesuai dengan skill dan experience tim. Misalnya :

  1. Beginner : IDR 100.000 – 200.000 per day
  2. Intermediate : IDR 300.000 – 500.000 per day
  3. Advanced : IDR 600.000 – 800.000 per day

Tentunya untuk setiap level bisa dijelaskan keuntungan dan kerugiannya. Yang paling simpel contohnya, kalau menggunakan level beginner yang mengerjakan bisa saja fresh graduate yang masih kurang pengalaman sehingga akan ada kekurangan di masalah arsitektur dan performansi, tetapi keuntungannya adalah biayanya jadi lebih murah.

Dokumen Perhitungan Biaya

Jika sudah mengetahui tentang fitur apa saja yang akan dibuat beserta estimasi jangka waktu pengerjaan dan tim yang akan mengerjakan, maka kita baru bisa membicarakan masalah biaya total pengerjaan sebuah project pembuatan website.

***

Contoh di atas salah satu contoh paling sederhana untuk perhitungan biaya pembuatan sebuah website yang saya ambil dari pengalaman pribadi saya untuk membuat website asosiasi sepakbola. Terlihat komponennya ada manajemen untuk data klub, pelatih dan pemainnya. Dari contoh itu belum ada permasalahan soal maintenance ya. Itu lain cerita lagi.

Dan di luar sana saya kira sudah banyak framework yang dapat diadaptasi untuk digunakan sebagai template pengerjaan sebuah project modern web development. Salah satunya yang disediakan oleh Google ini. Namun, menurut saya pribadi semuanya serba fleksibel, ga harus kaku seperti yang ada di template, yang jelas tujuannya adalah memberikan transparansi dan keuntungan bagi kedua belah pihak sehingga menjadi win-win solution.

Mungkin itu sedikit sharing pengalaman dari saya untuk melakukan perhitungan biaya pembuatan sebuah website. Sekarang jadi tau kan mengapa saya ga bisa jawab langsung kalau ditanya “Bikin website yang seperti ini kira-kira biayanya berapa si?”. Hal pertama yang harus dijawab terlebih dahulu adalah “seperti ini” itu spesifiknya seperti apa, biar saya bantu hitung dulu.

Seperti itu. Kalau ada yang mau diskusi jangan sungkan untuk langsung komentar ya. Terima Kasih.

Sumber Gambar : knowledgehut


→ 4573 readers

About the author

📝 blogger ⚡software engineer — working remotely

7 comments

    1. kalo menurutku bisa aja kak, disesuaikan aja sama kebutuhannya, kadang kalo terlalu sak klek sama aturan untuk project dengan tim kecil malah jadi terlalu ribet, hahaha

    1. duration itu adalah jumlah sprint yang dihasilkan dari hasil perhitungan estimasi waktu pengerjaan per task bu

      kalo dari dokumen itu berarti semuanya bisa selesai dikerjakan selama 6 sprints, 1 sprints = 10 hari, dan 1 hari 5 jam kerja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *