Skip to content
Arif Setiawan
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

  • Home
  • About
  • Travel
    • Indonesia
      • Bali
      • Banten
      • Jakarta
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Selatan
      • Lampung
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
    • Laos
    • Malaysia
    • Singapore
    • Vietnam
  • Culinary
  • Technology
    • Startup
    • Software Development
    • Social Media
  • #kulinersince
  • Nol Kilometer
Arif Setiawan

travel, culinary and technology

Nasi Bug Malang

Arif Setiawan, May 22, 2018May 23, 2018

Bagi saya yang hampir setiap hari berkutat dengan dunia software development istilah “bug” adalah hal yang sangat familiar. Tetapi Nasi Bug yang akan dibahas sekarang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bug yang itu, heheu.

Bug adalah suatu cacat desain pada perangkat keras atau perangkat lunak yang mengakibatkan terjadinya galat pada peralatan atau program sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bug umumnya ditemukan pada perangkat lunak, bukan perangkat keras.

Begitulah menurut wikipedia.

Istilah nasi bug ini pertama kali saya kenal ketika main ke Kota Malang. Dan setelah saya gali informasinya ternyata istilah ini sudah ada sejak tahun 1930-an. Wow.. luar biasa.

Jadi sebenarnya apa sih Nasi Bug ini?

Nasi Bug

Konon nasi bug ini adalah kuliner asli Madura yang jarang ditemui di Madura, tapi malah terkenal di Malang dan menjadi makanan khas di sana. Bingung? Iya sama, hahaha. Entah bagaimana cerita jaman dulunya tapi sekarang kondisinya seperti itu.

Nasi Bug adalah nasi campur asli Madura yang berisiĀ nasi putih panas yang disiram dengan sayur lodeh nangka muda. Nasi sayur tersebut akan dilengkapi kecambah segar, serundeng kelapa, dendeng kelapa dengan tekstur mirip kerupuk, paru goreng, dan sambal terasi dengan level pedas khas Jawa Timur.

Selain itu, kita juga bisa memilih lauk tambahan sepertiĀ mendol tempe, suwiran ayam kampung, paru, babat, jeroan, dan juga sate daging sapi dengan dominan rasa manis yang dikenal dengan sate komoh.

Penamaan Nasi Bug sendiri adalah karena kebiasaan para pembeli yang memanggil ibu penjual yang berasal dari Madura dengan sebutan ā€˜bug’. Akhirnya, kuliner ini dikenal dengan nama Nasi Bug Khas Madura.

Antrian pembeli nasi bug
Penjualnya memang ibu-ibu

Luar biasa ya antriannya. Memang katanya ga pernah sepi antrian pembeli nasi bug di Kota Malang ini. Tapi tenang, penjual nasi bug ini tidak hanya di satu tempat saja, tapi sudah tersebar banyak di kota ini, tinggal pilih alternatifnya saja.

Kebetulan yang saya coba ini Nasi Bu Tuni yang lokasinya di dekat kawasan Kelenteng Eng An Kiong. Jualannya di sebelah ATM CIMB Niaga. Terkenalnya pake sebutan Nasi Bug Lippo, mungkin karena dulu jualannya di deket bank yang namanya masih Bank Lippo.

Untuk satu porsi harganya adalah Rp 20.000. Menurut saya si cukup mahal ya untuk ukuran sarapan, tapi kalau bukan konsumsi tiap hari dan menjadi khazanah kuliner, harga segitu merupakan harga yang setimpal dengan apa yang didapat.

Buat kalian yang lagi main di Kota Malang cobain deh sarapan Nasi Bug ini.

→ 441 readers

Related

Culinary Jawa TimurMaduraMalangNasi Bug

Post navigation

Previous post
Next post

Comments (2)

  1. deni oktaviano says:
    October 23, 2018 at 11:55 am

    makasih admin artikelnya sangat membantu

    Reply
  2. Pingback: Pecel Kawi Malang Asli Sejak 1975 — Arif Setiawan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Posts

  • Phuket Resto Borobudur: Menikmati Cita Rasa Thailand di Magelang
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Ayam Goreng Tojoyo 3 Sejak 1983
  • Ayam Goreng Bu Hartin Sejak 1978
  • Nasi Liwet Bu Parmi Solo Sejak 1989
  • Es Murni Magelang Sejak 1962
  • Kepiting Gemes Pak Mamo Pemalang Sejak 1989
  • Kampung Ulam Ngrajek Magelang
  • Soto Bu Misdar Purbalingga Sejak 1982
  • Warung Kebon Ijo Mendut Magelang, Tempat Makan Sejuk di Utara Candi Mendut

Recent Posts

  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah Persawahan
  • Rumah Makan Padang Djawa Magelang
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota Muntilan
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987
  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota Santri

Categories

Archives

Subscribe

Enter your email address to subscribe to this blog.

Join 1,225 other subscribers
Seedbacklink

Travel

  • Alun-Alun Jombang: Ruang Publik Ikonik di Jantung Kota SantriMay 4, 2025
  • Nol Kilometer Tuban: Titik Awal Menjelajah Bumi WaliApril 27, 2025
  • Leisure Trip ke Morwell: Dari Taman Bunga hingga Sushi Favorit TravelerMarch 24, 2025
  • Jalan Braga: Simbol Kejayaan Bandung di Masa KolonialJanuary 5, 2025
  • Staycation di Grand Rohan JogjaDecember 25, 2024

Culinary

  • Geblek Pari Nanggulan: Menikmati Masakan Rumahan di Tengah PersawahanJuly 12, 2025
  • Rumah Makan Padang Djawa MagelangJune 14, 2025
  • Dapoer Gending Muntilan: Cita Rasa Autentik di Kota MuntilanMay 13, 2025
  • Depot Nikmat Jombang Sejak 1987May 10, 2025
  • Sop Buntut dan Soto Pak Sugeng YogyakartaApril 3, 2025

Technology

  • iOS Conference Singapore 2020November 28, 2021
  • Sinergi Coworking Space JogjaAugust 22, 2020
  • WordCamp Jakarta 2019February 12, 2020
  • Kubik Coworking & Art Space PadangApril 13, 2019
  • Redesign Aplikasi IndiHomeNovember 6, 2018
©2025 Arif Setiawan | WordPress Theme by SuperbThemes
 

Loading Comments...